Minggu, 31 Mei 2015

validitas dan reliabilitas



VALIDITAS dan RELIABILITAS
Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen pengampu: Laurentia Aptik Evanjeli, S.Psi






                                                                  Disusun oleh :       
Elisabeth Vania Melati         131134146
Yunita Cahyarini                  131134165
Devina Anky Arifania          131134174
Desti Listyaningsih                131134186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015


v  VALIDITAS
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Ketentuan penting dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid.
A.    Macam-Macam Validitas
1.      Validitas Logis (Penalaran)
Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran, uang dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang dengan baik mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Ada 2 macam validitas logis, yaitu validitas isi dan validitas konstrak.
a.       Validitas Isi (content validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau buku pelajaran.
b.      Validitas Konstrak (construct validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstrak apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional. “Konstruksi“, dalam pengertian ini merupakan sesuatu yang berkaitan dengan fenomena dan objek yang abstrak, seperti isi jiwa dan beberapa aspek seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dst.
2.      Validitas Empiris (Pengalaman)
Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorang dapat dikatakan jujur oleh masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang itu jujur. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti validitas logis tetapi harus dibuktikan dengan pengalaman. Ada dua macam validitas empiris, yaitu validitas ada sekarang dan validitas prediksi.
a.       Validitas Ada Sekarang (Concurrent validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada. Hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan.
b.      Validitas Prediksi (Predictive validity)
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenal hal yang akan datang dan belum terjadi sekarang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

B.     Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur
Sebuah tes dikatakan validitas jika hasilnya sesuai kriterium atau memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dengan rumus :

Korelasi product moment dengan angka kasar
rxy       =
dimana   :
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y dua variabel yang dikorelasikan

C.    Validitas Butir Soal atau Validitas Item
Jika seorang peneliti mengetahui bahwa validitas soal tes terlalu rendah atau rendah saja, kemudian selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes mana yang menyebabkan soal keseluruhan tersebut jelek karena memiliki validitas rendah, maka dicari validitas butir soal.
Pengertian umum untuk validitas item adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total.

Rumus :
Ypbi =
Keterangan
Ypbi          = koefisien korelasi biserial
Mp                  = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
St                    = standar deviasi dari skor total proporsi
 p               = proporsi siswa yang menjawab benar
                     ( p =
q                = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)

       Contoh Validitas
1.      Validitas nilai tes dengan skor kasar
No
Peserta Tes
X
Y
X2
Y2
XY
1
Waru
8
6
64
36
48
2
Dadap
7
6
49
36
42
3
Mahoni
6
4
36
16
24
4
Jati
7
6
49
36
42
5
Albasia
8
7
64
49
56
6
Meranti
7
5
49
25
35
7
Rasamala
6
5
36
25
30
8
Anggrek
8
7
64
49
56
9
Kamboja
7
7
49
49
49
10
Kemuning
8
7
64
49
56
11
Ros
8
7
64
49
56
12
Mawar
8
5
64
25
40
13
Melati
9
7
81
49
63
14
Cempaka
7
7
64
49
56
15
Dahlia
8
5
49
25
35

Jumlah
112
91
846
567
688

rxy           =
rxy           =
rxy           =
rxy           =
rxy           = 0.708
D.    Tes Terstandar Sebagai Kriterium Dalam Menentukan Validitas
Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikannya. Di Negara terkembang dikenal dengan standardized test. Tes terstandar biasanya memiliki identitas antara lain: sudah dicobakan beberapa kali dan di mana, berapa koefisien validitas, reliabillitas, tarafkesukaran, daya pembeda dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu. Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes terstandar dilakukan dengan mengalikan koefisien validitas dengan koefisien validitas tes terstandar.

E.     Validitas Faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir atau item masih ada lagi yang perlu diketahui validitasnya yaitu faktor-faktor atau bagian keseluruhan materi pelajaran yang terdiri dari pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan. 


v  RELIABILITAS
1.      Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes
Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia dan kawan-kawannya menyatakan bahwa persyaratan bagi tes yaitu validitas dan reliabilitas itu penting.
Koefisien Korelasi
Kualifikasi
0,91-1,00
Sangat tinggi
0,71-0,90
Tinggi
0,41-0,70
Cukup
0,21-0,20
Rendah
Negative-0,20
Sangat rendah


Beberapa hal yang mempengaruhi hasil tes dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a.      Hal yang Berhubungan Dengan Tes Itu Sendiri Yaitu Panjang Tes dan Kualitas Butir-Butir Soalnya
Tes yang terdiri dari banyak butir tentu akan lebih valid disbanding tes yang hanya terdiri beberapa butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendah reliabilitas tes, semakin panjang tes maka reliabilitasnya semakin tinggi.
Kualitas butir-butir soal ditentukan oleh :
-          Jelas tidaknya rumusan soal
-          Baik-tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak menimbulkan salah jawab
-          Petunjuknya jelas sehingga cepat dan mudah dikerjakan
b.      Hal Yang Berhubungan Dengan Tercoba
Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes.
c.    Hal Yang Berhubungan Dengan Penyelenggaraan Tes
Faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif sangat menentukan hasil tes
-          Petunjuk yang diberikan sebelum tes
-          Pengawas yang tertib, dan
-          Suasana lingkungan dan tempat tes
2.      Cara-Cara Mencari Besarnya Reliabilitas
Seperti halnya beberapa beberapa teknik menggunakan rumus korelasi product moment validitas Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada di luar tes (consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency internal).
a.       Metode Bentuk Paralel
Adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam menggunakan metode tes paralel ini pengetes harus menyiapkan dua buah tes dan masing-masing dicobakan pada kelompok siswa yang sama.
b.      Metode Tes Ulang
Dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam metode ini mengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.
c.       Metode Belah Dua
Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Banyak pemakai metode ini salah membelah hasil tes. Yang mereka lakukan adalah mengelompokkan hasil setengah subjek peserta tes dan setengah yang lain kemudian hasil kedua kelompok ini dikorelasikan. Yang benar adalah membelah item atau butir soal. Ada dua cara membelah butir soal :
-          Membelah atas item-item genap dan ganjil yang disebut belahan genap-ganjil
-          Membelah atas item-item awal dan akhir yaitu setengah nomor awal dan setengah nomor akhir yang disebut belahan awal-akhir
r11 =
dimana :
r1/2 ½              = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r11              = koefisien realibilitas yang sudah disesuaikan

d.      Metode Kuder-Richardson (KR-20)
Seperti halnya metode belah dua, pada metode Kuder-Richardson ini pun ternyata satu tes dipakai dalam satu pengukuran pada sekelompok siswa. Kalau dalam metode belah dua dituntut jumlah item yang genap agar diperoleh dua belahan yang seimbang, maka pada metode ini tidak dituntut item yang sedemikian.





Soal Quiz
1.      Ketentuan penting dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. (Benar)
2.      Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. (Benar)
3.      Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tidak tetap.
(Salah) Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tidak tetap.
4.      Sebuah tes dikatakan validitas jika hasilnya sesuai kriterium atau memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. (Benar)
5.      Metode bentuk tes paralel adalah sebuah tes yang mempunyai tujuan, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soal berbeda.
(Salah) Adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda.


DAFTAR PUSTAKA
Supratiknya, A. 2014. Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: USD.
Surapranata, Sumarna. 2009.  Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes      Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Azwar, Saifuddin. 2008. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar