VALIDITAS
dan RELIABILITAS
Tugas Mata Kuliah Evaluasi
Pembelajaran
Dosen pengampu: Laurentia Aptik
Evanjeli, S.Psi

Disusun
oleh :
Elisabeth Vania Melati 131134146
Yunita Cahyarini 131134165
Devina Anky Arifania 131134174
Desti Listyaningsih 131134186
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
v VALIDITAS
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan
sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Ketentuan penting
dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang
dievaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid.
Agar diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus
valid.
A.
Macam-Macam
Validitas
1.
Validitas
Logis (Penalaran)
Validitas
logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah
instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran, uang
dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang dengan
baik mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Ada 2 macam validitas logis, yaitu
validitas isi dan validitas konstrak.
a. Validitas
Isi (content validity)
Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar
dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi dapat diusahakan
tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau
buku pelajaran.
b. Validitas
Konstrak (construct validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas konstrak apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut
mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan
instruksional. “Konstruksi“, dalam pengertian ini merupakan sesuatu yang
berkaitan dengan fenomena dan objek yang abstrak, seperti isi jiwa dan beberapa
aspek seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dst.
2.
Validitas
Empiris (Pengalaman)
Sebuah
instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari
pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorang dapat dikatakan jujur oleh
masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang itu jujur. Validitas
empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan
ketentuan seperti validitas logis tetapi harus dibuktikan dengan pengalaman.
Ada dua macam validitas empiris, yaitu validitas ada sekarang dan validitas
prediksi.
a. Validitas
Ada Sekarang (Concurrent validity)
Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada
istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Pengalaman selalu mengenai
hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada. Hasil
tes merupakan sesuatu yang dibandingkan.
b. Validitas
Prediksi (Predictive validity)
Memprediksi artinya
meramal, dengan meramal selalu mengenal hal yang akan datang dan belum terjadi
sekarang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila memiliki kemampuan
untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
B.
Cara
Mengetahui Validitas Alat Ukur
Sebuah tes dikatakan
validitas jika hasilnya sesuai kriterium atau memiliki kesejajaran antara hasil
tes dengan kriterium. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dengan rumus :
Korelasi product moment dengan angka kasar
rxy = 

dimana :
rxy
= koefisien
korelasi antara variabel x dan y dua variabel yang dikorelasikan
C.
Validitas
Butir Soal atau Validitas Item
Jika
seorang peneliti mengetahui bahwa validitas soal tes terlalu rendah atau rendah
saja, kemudian selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes mana yang
menyebabkan soal keseluruhan tersebut jelek karena memiliki validitas rendah,
maka dicari validitas butir soal.
Pengertian umum untuk
validitas item adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan
yang besar terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika
skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Rumus :
Ypbi = 

Keterangan
Ypbi = koefisien korelasi biserial
Mp
= rerata skor dari
subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
St = standar deviasi dari
skor total proporsi
p =
proporsi siswa yang menjawab benar
( p = 

q = proporsi siswa yang menjawab
salah (q = 1 – p)
Contoh Validitas
1. Validitas
nilai tes dengan skor kasar
No
|
Peserta
Tes
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
Waru
|
8
|
6
|
64
|
36
|
48
|
2
|
Dadap
|
7
|
6
|
49
|
36
|
42
|
3
|
Mahoni
|
6
|
4
|
36
|
16
|
24
|
4
|
Jati
|
7
|
6
|
49
|
36
|
42
|
5
|
Albasia
|
8
|
7
|
64
|
49
|
56
|
6
|
Meranti
|
7
|
5
|
49
|
25
|
35
|
7
|
Rasamala
|
6
|
5
|
36
|
25
|
30
|
8
|
Anggrek
|
8
|
7
|
64
|
49
|
56
|
9
|
Kamboja
|
7
|
7
|
49
|
49
|
49
|
10
|
Kemuning
|
8
|
7
|
64
|
49
|
56
|
11
|
Ros
|
8
|
7
|
64
|
49
|
56
|
12
|
Mawar
|
8
|
5
|
64
|
25
|
40
|
13
|
Melati
|
9
|
7
|
81
|
49
|
63
|
14
|
Cempaka
|
7
|
7
|
64
|
49
|
56
|
15
|
Dahlia
|
8
|
5
|
49
|
25
|
35
|
|
Jumlah
|
112
|
91
|
846
|
567
|
688
|
rxy = 

rxy = 

rxy = 

rxy = 

rxy = 0.708
D.
Tes
Terstandar Sebagai Kriterium Dalam Menentukan Validitas
Tes
terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat dijamin
kebaikannya. Di Negara terkembang dikenal dengan standardized test. Tes
terstandar biasanya memiliki identitas antara lain: sudah dicobakan beberapa
kali dan di mana, berapa koefisien validitas, reliabillitas, tarafkesukaran,
daya pembeda dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu. Cara menentukan
validitas soal yang menggunakan tes terstandar dilakukan dengan mengalikan
koefisien validitas dengan koefisien validitas tes terstandar.
E.
Validitas
Faktor
Selain validitas soal
secara keseluruhan dan validitas butir atau item masih ada lagi yang perlu
diketahui validitasnya yaitu faktor-faktor atau bagian keseluruhan materi
pelajaran yang terdiri dari pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.
v RELIABILITAS
1.
Arti
Reliabilitas Bagi Sebuah Tes
Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes
mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam
taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Seandainya
hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia dan kawan-kawannya menyatakan bahwa
persyaratan bagi tes yaitu validitas dan reliabilitas itu penting.
Koefisien
Korelasi
|
Kualifikasi
|
0,91-1,00
|
Sangat
tinggi
|
0,71-0,90
|
Tinggi
|
0,41-0,70
|
Cukup
|
0,21-0,20
|
Rendah
|
Negative-0,20
|
Sangat
rendah
|
Beberapa
hal yang mempengaruhi hasil tes dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a.
Hal
yang Berhubungan Dengan Tes Itu Sendiri Yaitu Panjang Tes dan Kualitas
Butir-Butir Soalnya
Tes
yang terdiri dari banyak butir tentu akan lebih valid disbanding tes yang hanya
terdiri beberapa butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi
rendah reliabilitas tes, semakin panjang tes maka reliabilitasnya semakin
tinggi.
Kualitas butir-butir
soal ditentukan oleh :
-
Jelas tidaknya rumusan soal
-
Baik-tidaknya pengarahan soal kepada
jawaban sehingga tidak menimbulkan salah jawab
-
Petunjuknya jelas sehingga cepat dan
mudah dikerjakan
b.
Hal
Yang Berhubungan Dengan Tercoba
Suatu tes yang
dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan
keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes.
c.
Hal
Yang Berhubungan Dengan Penyelenggaraan Tes
Faktor penyelenggaraan
tes yang bersifat administratif sangat menentukan hasil tes
-
Petunjuk yang diberikan sebelum tes
-
Pengawas yang tertib, dan
-
Suasana lingkungan dan tempat tes
2.
Cara-Cara
Mencari Besarnya Reliabilitas
Seperti halnya beberapa
beberapa teknik menggunakan rumus korelasi product
moment validitas Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada
yang berada di luar tes (consistency
external) dan pada tes itu sendiri (consistency
internal).
a. Metode
Bentuk Paralel
Adalah
dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan
tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam menggunakan metode tes paralel ini
pengetes harus menyiapkan dua buah tes dan masing-masing dicobakan pada
kelompok siswa yang sama.
b. Metode
Tes Ulang
Dilakukan
untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam metode ini mengetes hanya
memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Kemudian hasil dari kedua
kali tes tersebut dihitung korelasinya.
c. Metode
Belah Dua
Dalam
menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu
kali. Banyak pemakai metode ini salah membelah hasil tes. Yang mereka lakukan
adalah mengelompokkan hasil setengah subjek peserta tes dan setengah yang lain kemudian
hasil kedua kelompok ini dikorelasikan. Yang benar adalah membelah item atau
butir soal. Ada dua cara membelah butir soal :
-
Membelah atas item-item genap dan ganjil
yang disebut belahan genap-ganjil
-
Membelah atas item-item awal dan akhir
yaitu setengah nomor awal dan setengah nomor akhir yang disebut belahan
awal-akhir
r11
= 

dimana
:
r1/2
½ = korelasi antara
skor-skor setiap belahan tes
r11 = koefisien realibilitas yang
sudah disesuaikan
d. Metode
Kuder-Richardson (KR-20)
Seperti halnya metode
belah dua, pada metode Kuder-Richardson ini pun ternyata satu tes dipakai dalam
satu pengukuran pada sekelompok siswa. Kalau dalam metode belah dua dituntut
jumlah item yang genap agar diperoleh dua belahan yang seimbang, maka pada
metode ini tidak dituntut item yang sedemikian.
Soal
Quiz
1. Ketentuan
penting dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang
dievaluasi. (Benar)
2. Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. (Benar)
3. Suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tidak tetap.
(Salah)
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tidak tetap.
4. Sebuah
tes dikatakan validitas jika hasilnya sesuai kriterium atau memiliki
kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. (Benar)
5. Metode
bentuk tes paralel adalah sebuah tes yang mempunyai tujuan, tingkat kesukaran dan
susunan tetapi butir-butir soal berbeda.
(Salah)
Adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan
susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
Supratiknya,
A. 2014. Pengukuran Psikologis.
Yogyakarta: USD.
Surapranata,
Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Azwar, Saifuddin. 2008.
Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar