Minggu, 31 Mei 2015

Group Investigation



MAKALAH PRESENTASI
“GROUP INVESTIGATION”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Matematika 2
Dosen Pengampu : M. A. Amelia, M.Pd.

Disusun oleh :
1.      Utami Saraswati                131134020
2.      Florentina Pradita             131134196
3.      Tri Kusuma Danayanti      131134226
4.      Stefani Laksita Gorajaya 131134232
5.      Ria Perwita Sari                131134207
6.      Apri Mariana                     131134246
4A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Mata kuliah Pendidikan Matematika 2 merupakan mata kuliah yang akan membekali mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar semester IV dengan pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan pembelajaran matematika yang efektif untuk siswa SD kelas atas (4,5 dan 6). Dalam dunia pendidikan, pendidik dituntut untuk terus berinovasi dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam hal menerapkan berbagai metode pembelajaran agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri siswa, maupun dalam proses pembelajaran di kelas. Maka dari itu, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai calon pendidik perlu untuk mempelajari pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik serta model pembelajaran yang baik untuk kemudian hari dipraktekan kepada peserta didik di sekolah dasar.
Selain itu, tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini adalah agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan tersebut secara efektif dan efisien. Dengan demikian, seorang pendidik dapat dikatakan berhasil, maka pendidik harus terus mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran yang ada. Namun sebelumnya seorang pendidik juga harus pandai untuk mengatur pengaplikasian metode pembelajaran tersebut dimana dan kapan salah satu metode yang sesuai dengan kondisi pembelajaran dapat diterapkan.
Dalam makalah ini, kami akan memaparkan salah satu metode pembelajaran kooperatif yaitu: Metode pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigation) yang akan diuraikan secara jelas dan terperinci, dengan harapan kelak metode ini dapat menjadi acuan mahasiswa untuk menerapkannya di kemudian hari sebagai seorang pendidik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah Group investigation ?
2.      Apa saja kelebihan dan kekurangan metode Group investigation ?
3.      Apa saja tahapan yang dilakukan dalam metode Group investigation?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui sejarah Group investigation.
2.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Group investigation.
3.      Mengetahui tahapan yang dilakukan dalam metode Group investigation.





















BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A.       Sejarah Metode Group Investigation
Group Investigation merupakan sebuah bentuk pembelajaran kooperatif yang ada sejak jaman John Dewey (1970). Metode ini kemudian dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan serta Rachel-Lazarowitz di Israel. John Dewey merupakan tokoh yang paling terkenal di antara tokoh-tokoh terkemuka dari orientasi pendidikan ini.
Pandangan John Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai syarat untuk dapat menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas merupakan sebuah tempat kratifitas kooperatif di mana guru dan murid membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing. Pihak yang belajar ialah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah, membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan. Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini. Rencana kelompok merupakan salah satu hal untuk mendorong keterlibatan siswa secara maksimal.
Group Investigation tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialong interpersonal atau tidak memerhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas. Interaksi serta komunikasi kooperatif di antara siswa akan mencapai hasil terbaik jika dilakukan dalam kelompok kecil, di mana pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif dapat terus bertahan. Rasa sosial dari kelompok, pertukaran pengetahuan, dan maksud dari subjek yang berkaitan dengannya dapat bertindak sebagai sumber-sumber penting maksud tersebut bagi usaha siswa untuk belajar.

B.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Group Investigation
Metode Group investigation ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
a.       Secara Pribadi
Dalam proses belajar menggunakan metode group investigation ini, siswa dapat bekerja secara bebas, memiliki semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif. Selain itu, rasa percaya diri siswa akan lebih meningkat. Siswa juga dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.
b.      Secara sosial
Group investigation ini dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama, belajar berkomunikasi baik dengan teman maupun guru, belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis dan belajar menghargai pendapat orang lain.

Selain memiliki kelebihan, metode group investigation ini juga memiliki kekurangan, yaitu :
a.       Sedikitnya materi yang tersampaikan dalam satu kali pertemuan
b.      Sulit memberikan penilaian secara personal karena siswa bekerja dalam kelompok.
c.       Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran Group investigation
d.      Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

C.       Tahap-tahap Metode Group Investigation
Dalam Group investigation siswa bekerja melalui enam tahap. Guru tentu perlu mengadaptasikan pedoman-pedoman ini dengan latar belakang, umur, dan kemampuan para siwa, sama halnya seperti penekanan waktu, tetapi pedoman ini cukup bersifat umum untuk dapat diaplikasikan dalam skala kondisi kelas yang luas. Berikut adalah enam tahap Group investigation:
Tahap 1: Mengidentifikasi Topik dan Mengatur Murid ke dalam Kelompok
Tahap ini ditujukan untuk masalah pengaturan. Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan atau isu (misalnya, memahami geografi, ekonomi dan budaya Indonesia) dan para siswa mengidentifikasikan dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari berdasarkan pada ketertarikan dan latar belakang mereka. Tahap ini dimulai dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan seluruh kelas.
Langkah berikutnya ialah membuat agar semua usulan dapat dimiliki oleh seluruh kelas. Setelah semua siswa mempunyai daftar usulan semua siswa, anggota kelas akan mengklasifikasikannya ke dalma beberapa kategori. Hasil dari daftar tersebut, diatur ke dalam kategori-kategori yang dipresentasikan sebagai subtopik untuk group investigation yang terpisah, menggabungkan gagasan-gagasan dan ketertarikan dari semua anggota kelas. Partisipasi dalam tahap ini membuat siswa dapat mengekpresikan ketertarikan mereka masing-masing dan saling bertukar gagsan dan pendapat dengan teman sekelas. Implementasi dari tahap rencana awal ini dengan penuh dan tidak tergesa-gesa menunjukkan bahwa proses pembelajaran kelompok didasarkan pada kebutuhan dan pengalaman individual anggota kelompok. Apabila dalam dua kelas menginvestigasi dua topik umum yang sama akan lebih baik jika subtopiknya berbeda, merefleksikan keunikan ketertarikan dari seluruh anggota dari tiap kelas.
Langkah akhir dalam tahap ini ialah mempresentasikan subtopik tersebut kepada seluruh kelas. Kelompok-kelompok dibentuk berdasarkan ketertarikan siswa, tiap siswa bergabung dalam kelompok untuk mempelajari subtopik dari pilihan mereka. Guru dapat membatasmlah anggota dalam satu kelompok. Jika satu subtopik tertentu sangat populer, maka dapat dibentuk dua kelompok untuk menginvestigasinya.

Tahap 2: Merencanakan Investigasi di dalam Kelompok
Setelah mengikuti kelompok masing-masing, para siswa berfokus pada subtopik yang mereka pilih. Dalam tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik yang masing-masing akan mereka investigasi. Sebagai akibatnya, tiap kelompok harus memformulasikan sebuah masalah yang dapat diteliti, memutuskan bagaimana melaksanakannya dan menentukan sumber-sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi tersebut.
Guru dapat memasang selembar fotokopi dari tiap lembar kerja kelompok yang berisi; topik penelitian, anggota kelompok, apa yang ingin di investigasi, dari mana sumbernya, dan bagaimana membagi tugasnya dengan tujuan untuk menampilkan bukti grafis bahwa kelas tersebut  merupakan sebuah “kelompok yang terdiri dari kelompok-kelompok”. Tiap siswa berkontribusi pada pembelajaran seluruh kelas atas unit yang lebih besar.
Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi
Dalam tahap ini tiap kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Tahap ini adalah tahap yang paling banyak memakan waktu. Walaupun para siswa mungkin memang diberikan batas waktu pengerjaan, tetapi jumlah pasti dari sesi yang mereka perlukan untuk menyelesaikan investigasi mereka tidak selalu dapat dipastikan jumlahnya.
Selama tahap ini para siswa, satu demi satu atau secara berpasangan, menumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru yang menjadi bagian mereka untuk menciptakan sebuah resolusi atas masalah yang diteliti kelompok. Tiap siswa menginvestigasi aspek proyek kelompok yang paling menarik, minat mereka, dan dalam melakukannya memberi kontribusi satu bagian yang diperlukan untuk menciptakan sebuah “keseluruhan” kelompok.  Ketika mereka telah menyelesaikan porsi mereka atas tugas kelompok, maka kelompok tersebut akan berkumpul kembali dan para anggotanya saling membagi pengetahuan mereka. Kelompok boleh memilih alah atu anggota untuk mencatat kesimpulan mereka, atau tiap anggota boleh mempresentasikan sebuah rangkuman tertulis dari penemuan mereka.
Tahap 4: Menyiapkan Laporan Akhir
Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan klarifikasi ke tahap di mana kelompok-kelompok yang ada melaporkan hsil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Tahap ini juga memerlukan kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstrasikan gagasan utama dari proyek kelompok, mengintegrasikan semua bagiannya menjadi satu keseluruhan, dan merencanakan sebuah presentai yang bersifat instruktif sekaligus menarik.
Pada tahap kesimpulan dari investigai guru meminta tiap kelompok untuk menunjuk satu wakil sebagai anggota panitia acara. Panitia ini akan mendengarkan masing-masing rencana kelompok untuk laporan mereka. Panitia akan mencatat semua permintaan penyediaan materi, mengkoordinasikan jadwal waktu, dan memastikan bahwa gagasan-gagasan presentai yang akan dilakukan cukup realistik dan menarik. Guru melanjutkan dengan mengambil peran sebagai penavihat, membantu panitia apabila diperlukan dan memastikan bahwa tiap rencana kelompok memungkinkan tiap anggota untuk terlibat.
Tahap 5: Mempresentasikan Tahap Akhir
Pada tahap ini, siswa berkumpul kembali dan kembali pada posisi kelas sebagai keseluruhan. Siswa yang akan melakukan presentasi harus mengisi peran yang sebagian besar dari peran tersebut merupakan hal yang baru bagi mereka. Mereka harus mampu mengatasi bukan hanya tuntutan dari tugas tersebut (gagasan dan prosedur) tetapi juga harus mampu mengatasi masalah-masalah organisasional yang berkaitan dengan koordinasi  seluruh pekerjaan dan perencanaan, serta membawakan presentasi.
Laporan akhir menghasilkan sebuah pengalaman dimana upaya mengejar kemampuan intelektual diikuti dengan sebuah pengalaman emosional mendalam. Seluruh anggota kelas dapat berpartisipasi lebih dari satu presentasi, dengan menampilkan tugas mereka atau menjawab pertanyaan; preventasi tersebut bukan hanya sekedar mavalah latihan peran untuk tampil dan membacakan tulisan.
Tahap 6: Evaluasi Pembelajaran
Group Investigation menantang guru untuk menggunakan pendekatan inovatif dalam menilai apa yang telah dipelajari murid. Metode ini menguatkan kekhawatiran guru bahwa tidak semua murid mampu berpartisipasi secara aktif atau melakukan kemampuan terbaik mereka dan tanpa adanya keseragaman evaluasi para siswa ini tidak akan dapat diidentifikasi. Para guru harus mengevaluasi pemikiran oaling tinggi siswa tentang subjek yang dipelajari, bagaimana mereka menginvestigasi aspek-aspek tertentu daru subjek, bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan mereka terhadap solusi dari masalah-masalah baru, bagaimana mereka menggunakan kesimpulan dari apa yang pelajari dalam mendiskusikan pertanyaan yang membutuhkan analisis dan penilaian, dan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan dari serangkaian data. Evaluasi semacam ini paling baik dilakukan melalui sebuah pandangan kumulatif dari hail kerja individual selama proyek investigasi.
Group Invetigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan dan lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau guru mereka, daripada dalam kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas. Guru harus mampu membentuk evaluasi siswa yang dapat diandalkan yang didasarkan pada percakapan dan observasi yang sering dilakukan terhadap aktivitas akademik siswa.
Apabila memang menginginkan dilakukan tes, tes harus mempertimbangkan perbedaan tingkat atau tipe pembelajaran. Tes yang secara eksklusif berfokus pada pengumpulan dan penghafalan informasi cenderung tidak dapat merefleksikan pembelajaran yang sebenarnya sedang berlangsung. Pengalaman efektif para murid selama belajar juga harus dievaluasi, termasuk keterlibatan mereka dan tingkat motivasi.
Guru dan murid dapat berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Salah satu saran yang mungkin dilakukan adalah evaluasi antar teman. Siswa dan guru bekerja sama dalam memformulasikan sebuah ujian dengan tiap kelompok peneliti menyumbangkan pertanyaan mengenai gagasan yang paling penting yang dipresentasikannya kepada kelas. Ujian semacam ini, terdiri atas semua pertanyaan dari seluruh kelompok yang mencakup seluruh topik yang diinvestigai oleh kelas tersebut. Masing-masing kelompok memberikan kepada murid-murid jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dan mereka harus mengoreksi jawaban tersebut. Dengan cara tersebut kelompok akan menjadi komite ahli yang harus mengevaluasi pencapaian teman sekelas mereka
Pendekatan lain untuk mengevaluasi bisa dengan membuat siswa merekonstruksi proses investigasi yang telah mereka lakukan dan memetakan langkah-langkah yang telah mereka terapkan dalam pekerjaan mereka. Siwa juga harus menganalisis cara kelompok lain berkonstribui terhadap kemajuan kelompok mereka. Evaluasi semacam ini mungkin terlalu sulit untuk dilakukan anak-anak kelas bawah sekolah dasar dan lebih cocok diterapkan untuk siswa kelas enam atau kelas di atasnya. Evaluasi rekonstruktif harus mampu membantu siswa membangun sebuah perspektif yang luas serta kritis dari prosedur-prosedur dan pencapaian dari studi mereka sendiri, meningkatkan kemampuan mereka dalam merencanakan proyek investigasi selanjutnya.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1.      Group Investigation merupakan sebuah bentuk pembelajaran kooperatif yang ada sejak jaman John Dewey (1970). Metode ini kemudian dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan serta Rachel-Lazarowitz di Israel. John Dewey merupakan tokoh yang paling terkenal di antara tokoh-tokoh terkemuka dari orientasi pendidikan ini.
2.      Metode group investigation memiliki kelebihan yang terbagi menjadi dua yaitu secara individu dan sosial. Selain memiliki kelebihan, metode group investigation ini juga memiliki kekurangan, yaitu sedikitnya materi yang tersampaikan dalam satu kali pertemuan, sulit memberikan penilaian secara personal karena siswa bekerja dalam kelompok, tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group investigation, dan diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
3.      Dalam Group investigation siswa bekerja melalui enam tahap, yaitu Tahap 1: Mengidentifikasi Topik dan Mengatur Murid ke dalam Kelompok, Tahap 2: Merencanakan Investigasi di dalam Kelompok, Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi, Tahap 4: Menyiapkan Laporan Akhir, Tahap 5: Mempresentasikan Tahap Akhir dan Tahap 6: Evaluasi Pembelajaran.







DAFTAR REFERENSI

Huda, Miftahul.(2012).COOPERATIVE LEARNING: Metode, Teknik, Struktur dan           Model Terapan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Odilia Rani Andikawati.(2013).Keefektifan Penggunaan Model Pembelajan           Kooperatif Tipe Group Investigation dalam Pembelajaran Matematika pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel terhadap Hasil Belajar dan     Keaktifan Siswa di Kelas X SMK Sanjaya Pakem Tahun Ajaran 2012/2013.            Skripsi.Universias Sanata Dharma Yogyakarta
Slavin, Robert E.(2008).Cooperative Learning: Teori, Riset dan       Praktik.Bandung:Penerbit Nusa Media.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar