MAKALAH PRESENTASI
“GROUP INVESTIGATION”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Matematika 2
Dosen Pengampu : M. A. Amelia, M.Pd.

Disusun oleh :
1.
Utami Saraswati 131134020
2.
Florentina Pradita 131134196
3.
Tri Kusuma Danayanti 131134226
4.
Stefani Laksita Gorajaya 131134232
5.
Ria Perwita Sari 131134207
6.
Apri Mariana 131134246
4A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Mata kuliah Pendidikan Matematika 2 merupakan
mata kuliah yang akan
membekali mahasiswa Pendidikan
Guru Sekolah Dasar semester IV dengan pengetahuan dan keterampilan dalam
merencanakan pembelajaran matematika yang efektif untuk siswa SD kelas atas
(4,5 dan 6). Dalam dunia pendidikan, pendidik dituntut untuk terus berinovasi dalam kegiatan
pembelajaran, baik dalam
hal menerapkan berbagai metode pembelajaran agar tidak menimbulkan kebosanan
pada diri siswa, maupun dalam proses
pembelajaran di kelas. Maka
dari itu, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai calon pendidik perlu
untuk mempelajari pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik serta model pembelajaran yang baik untuk
kemudian hari dipraktekan kepada peserta didik di sekolah dasar.
Selain itu,
tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini adalah agar dapat
mencapai tujuan dari pendidikan tersebut secara efektif dan efisien. Dengan demikian, seorang pendidik dapat
dikatakan berhasil, maka pendidik harus terus
mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran yang ada. Namun sebelumnya seorang pendidik juga harus
pandai untuk
mengatur pengaplikasian metode pembelajaran tersebut dimana dan
kapan salah satu metode yang sesuai dengan kondisi pembelajaran dapat
diterapkan.
Dalam
makalah ini, kami akan
memaparkan salah satu metode pembelajaran kooperatif yaitu: Metode pembelajaran Investigasi Kelompok (Group
Investigation) yang akan
diuraikan secara jelas dan terperinci, dengan harapan kelak metode ini dapat
menjadi acuan mahasiswa
untuk
menerapkannya di kemudian
hari sebagai
seorang pendidik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah Group investigation ?
2. Apa
saja kelebihan dan kekurangan metode Group investigation ?
3. Apa
saja tahapan yang dilakukan dalam metode Group investigation?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
sejarah Group investigation.
2. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan metode Group investigation.
3. Mengetahui
tahapan yang dilakukan dalam metode Group investigation.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Metode Group Investigation
Group
Investigation merupakan sebuah bentuk pembelajaran kooperatif yang ada sejak
jaman John Dewey (1970). Metode ini kemudian dikembangkan oleh Shlomo dan Yael
Sharan serta Rachel-Lazarowitz di Israel. John Dewey merupakan tokoh yang
paling terkenal di antara tokoh-tokoh terkemuka dari orientasi pendidikan ini.
Pandangan
John Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai syarat untuk dapat
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi.
Kelas merupakan sebuah tempat kratifitas kooperatif di mana guru dan murid
membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari
berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing. Pihak yang
belajar ialah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah, membuat
keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan. Kelompok
dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini. Rencana kelompok merupakan
salah satu hal untuk mendorong keterlibatan siswa secara maksimal.
Group
Investigation tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan
yang tidak mendukung dialong interpersonal atau tidak memerhatikan dimensi rasa
sosial dari pembelajaran di dalam kelas. Interaksi serta komunikasi kooperatif
di antara siswa akan mencapai hasil terbaik jika dilakukan dalam kelompok
kecil, di mana pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif
dapat terus bertahan. Rasa sosial dari kelompok, pertukaran pengetahuan, dan
maksud dari subjek yang berkaitan dengannya dapat bertindak sebagai
sumber-sumber penting maksud tersebut bagi usaha siswa untuk belajar.
B.
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Group Investigation
Metode Group
investigation ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
a. Secara
Pribadi
Dalam proses belajar
menggunakan metode group investigation ini, siswa dapat bekerja secara bebas,
memiliki semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif. Selain itu, rasa
percaya diri siswa akan lebih meningkat. Siswa juga dapat belajar untuk
memecahkan dan menangani suatu masalah.
b. Secara
sosial
Group investigation ini
dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama, belajar berkomunikasi baik dengan
teman maupun guru, belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis dan
belajar menghargai pendapat orang lain.
Selain memiliki
kelebihan, metode group investigation ini juga memiliki kekurangan, yaitu :
a. Sedikitnya
materi yang tersampaikan dalam satu kali pertemuan
b. Sulit
memberikan penilaian secara personal karena siswa bekerja dalam kelompok.
c. Tidak
semua topik cocok dengan model pembelajaran Group investigation
d. Diskusi
kelompok biasanya berjalan kurang efektif
C.
Tahap-tahap
Metode Group Investigation
Dalam Group investigation siswa bekerja
melalui enam tahap. Guru tentu perlu mengadaptasikan pedoman-pedoman ini dengan
latar belakang, umur, dan kemampuan para siwa, sama halnya seperti penekanan
waktu, tetapi pedoman ini cukup bersifat umum untuk dapat diaplikasikan dalam
skala kondisi kelas yang luas. Berikut adalah enam tahap Group investigation:
Tahap 1:
Mengidentifikasi Topik dan Mengatur Murid ke dalam Kelompok
Tahap ini ditujukan untuk masalah
pengaturan. Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan atau isu (misalnya,
memahami geografi, ekonomi dan budaya Indonesia) dan para siswa
mengidentifikasikan dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari
berdasarkan pada ketertarikan dan latar belakang mereka. Tahap ini dimulai
dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan seluruh kelas.
Langkah berikutnya ialah membuat agar
semua usulan dapat dimiliki oleh seluruh kelas. Setelah semua siswa mempunyai
daftar usulan semua siswa, anggota kelas akan mengklasifikasikannya ke dalma
beberapa kategori. Hasil dari daftar tersebut, diatur ke dalam kategori-kategori
yang dipresentasikan sebagai subtopik untuk group investigation yang terpisah,
menggabungkan gagasan-gagasan dan ketertarikan dari semua anggota kelas.
Partisipasi dalam tahap ini membuat siswa dapat mengekpresikan ketertarikan
mereka masing-masing dan saling bertukar gagsan dan pendapat dengan teman
sekelas. Implementasi dari tahap rencana awal ini dengan penuh dan tidak
tergesa-gesa menunjukkan bahwa proses pembelajaran kelompok didasarkan pada
kebutuhan dan pengalaman individual anggota kelompok. Apabila dalam dua kelas
menginvestigasi dua topik umum yang sama akan lebih baik jika subtopiknya
berbeda, merefleksikan keunikan ketertarikan dari seluruh anggota dari tiap
kelas.
Langkah akhir dalam tahap ini ialah
mempresentasikan subtopik tersebut kepada seluruh kelas. Kelompok-kelompok
dibentuk berdasarkan ketertarikan siswa, tiap siswa bergabung dalam kelompok
untuk mempelajari subtopik dari pilihan mereka. Guru dapat membatasmlah anggota
dalam satu kelompok. Jika satu subtopik tertentu sangat populer, maka dapat
dibentuk dua kelompok untuk menginvestigasinya.
Tahap
2: Merencanakan Investigasi di dalam Kelompok
Setelah mengikuti kelompok
masing-masing, para siswa berfokus pada subtopik yang mereka pilih. Dalam tahap
ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik yang masing-masing akan
mereka investigasi. Sebagai akibatnya, tiap kelompok harus memformulasikan
sebuah masalah yang dapat diteliti, memutuskan bagaimana melaksanakannya dan
menentukan sumber-sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi
tersebut.
Guru dapat memasang selembar fotokopi
dari tiap lembar kerja kelompok yang berisi; topik penelitian, anggota
kelompok, apa yang ingin di investigasi, dari mana sumbernya, dan bagaimana
membagi tugasnya dengan tujuan untuk menampilkan bukti grafis bahwa kelas
tersebut merupakan sebuah “kelompok yang
terdiri dari kelompok-kelompok”. Tiap siswa berkontribusi pada pembelajaran
seluruh kelas atas unit yang lebih besar.
Tahap
3 : Melaksanakan Investigasi
Dalam tahap ini tiap kelompok
melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Tahap ini adalah
tahap yang paling banyak memakan waktu. Walaupun para siswa mungkin memang
diberikan batas waktu pengerjaan, tetapi jumlah pasti dari sesi yang mereka
perlukan untuk menyelesaikan investigasi mereka tidak selalu dapat dipastikan
jumlahnya.
Selama tahap ini para siswa, satu demi
satu atau secara berpasangan, menumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi
informasi, membuat kesimpulan-kesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru
yang menjadi bagian mereka untuk menciptakan sebuah resolusi atas masalah yang
diteliti kelompok. Tiap siswa menginvestigasi aspek proyek kelompok yang paling
menarik, minat mereka, dan dalam melakukannya memberi kontribusi satu bagian
yang diperlukan untuk menciptakan sebuah “keseluruhan” kelompok. Ketika mereka telah menyelesaikan porsi
mereka atas tugas kelompok, maka kelompok tersebut akan berkumpul kembali dan
para anggotanya saling membagi pengetahuan mereka. Kelompok boleh memilih alah
atu anggota untuk mencatat kesimpulan mereka, atau tiap anggota boleh
mempresentasikan sebuah rangkuman tertulis dari penemuan mereka.
Tahap
4: Menyiapkan Laporan Akhir
Tahap ini merupakan transisi dari tahap
pengumpulan data dan klarifikasi ke tahap di mana kelompok-kelompok yang ada
melaporkan hsil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Tahap ini juga
memerlukan kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstrasikan gagasan utama
dari proyek kelompok, mengintegrasikan semua bagiannya menjadi satu keseluruhan,
dan merencanakan sebuah presentai yang bersifat instruktif sekaligus menarik.
Pada tahap kesimpulan dari investigai
guru meminta tiap kelompok untuk menunjuk satu wakil sebagai anggota panitia
acara. Panitia ini akan mendengarkan masing-masing rencana kelompok untuk
laporan mereka. Panitia akan mencatat semua permintaan penyediaan materi,
mengkoordinasikan jadwal waktu, dan memastikan bahwa gagasan-gagasan presentai
yang akan dilakukan cukup realistik dan menarik. Guru melanjutkan dengan
mengambil peran sebagai penavihat, membantu panitia apabila diperlukan dan
memastikan bahwa tiap rencana kelompok memungkinkan tiap anggota untuk
terlibat.
Tahap 5:
Mempresentasikan Tahap Akhir
Pada tahap ini, siswa berkumpul kembali
dan kembali pada posisi kelas sebagai keseluruhan. Siswa yang akan melakukan
presentasi harus mengisi peran yang sebagian besar dari peran tersebut
merupakan hal yang baru bagi mereka. Mereka harus mampu mengatasi bukan hanya
tuntutan dari tugas tersebut (gagasan dan prosedur) tetapi juga harus mampu
mengatasi masalah-masalah organisasional yang berkaitan dengan koordinasi seluruh pekerjaan dan perencanaan, serta
membawakan presentasi.
Laporan akhir menghasilkan sebuah
pengalaman dimana upaya mengejar kemampuan intelektual diikuti dengan sebuah pengalaman
emosional mendalam. Seluruh anggota kelas dapat berpartisipasi lebih dari satu
presentasi, dengan menampilkan tugas mereka atau menjawab pertanyaan;
preventasi tersebut bukan hanya sekedar mavalah latihan peran untuk tampil dan
membacakan tulisan.
Tahap
6: Evaluasi Pembelajaran
Group Investigation menantang guru untuk
menggunakan pendekatan inovatif dalam menilai apa yang telah dipelajari murid.
Metode ini menguatkan kekhawatiran guru bahwa tidak semua murid mampu
berpartisipasi secara aktif atau melakukan kemampuan terbaik mereka dan tanpa
adanya keseragaman evaluasi para siswa ini tidak akan dapat diidentifikasi.
Para guru harus mengevaluasi pemikiran oaling tinggi siswa tentang subjek yang
dipelajari, bagaimana mereka menginvestigasi aspek-aspek tertentu daru subjek,
bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan mereka terhadap solusi dari
masalah-masalah baru, bagaimana mereka menggunakan kesimpulan dari apa yang
pelajari dalam mendiskusikan pertanyaan yang membutuhkan analisis dan
penilaian, dan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan dari serangkaian data.
Evaluasi semacam ini paling baik dilakukan melalui sebuah pandangan kumulatif
dari hail kerja individual selama proyek investigasi.
Group Invetigation membuka kesempatan
evaluasi secara konstan dan lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau
guru mereka, daripada dalam kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh
kelas. Guru harus mampu membentuk evaluasi siswa yang dapat diandalkan yang
didasarkan pada percakapan dan observasi yang sering dilakukan terhadap
aktivitas akademik siswa.
Apabila memang menginginkan dilakukan
tes, tes harus mempertimbangkan perbedaan tingkat atau tipe pembelajaran. Tes
yang secara eksklusif berfokus pada pengumpulan dan penghafalan informasi
cenderung tidak dapat merefleksikan pembelajaran yang sebenarnya sedang
berlangsung. Pengalaman efektif para murid selama belajar juga harus
dievaluasi, termasuk keterlibatan mereka dan tingkat motivasi.
Guru dan murid dapat berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran siswa. Salah satu saran yang mungkin dilakukan adalah
evaluasi antar teman. Siswa dan guru bekerja sama dalam memformulasikan sebuah
ujian dengan tiap kelompok peneliti menyumbangkan pertanyaan mengenai gagasan
yang paling penting yang dipresentasikannya kepada kelas. Ujian semacam ini,
terdiri atas semua pertanyaan dari seluruh kelompok yang mencakup seluruh topik
yang diinvestigai oleh kelas tersebut. Masing-masing kelompok memberikan kepada
murid-murid jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dan mereka harus mengoreksi
jawaban tersebut. Dengan cara tersebut kelompok akan menjadi komite ahli yang
harus mengevaluasi pencapaian teman sekelas mereka
Pendekatan lain untuk mengevaluasi bisa
dengan membuat siswa merekonstruksi proses investigasi yang telah mereka
lakukan dan memetakan langkah-langkah yang telah mereka terapkan dalam
pekerjaan mereka. Siwa juga harus menganalisis cara kelompok lain berkonstribui
terhadap kemajuan kelompok mereka. Evaluasi semacam ini mungkin terlalu sulit
untuk dilakukan anak-anak kelas bawah sekolah dasar dan lebih cocok diterapkan
untuk siswa kelas enam atau kelas di atasnya. Evaluasi rekonstruktif harus
mampu membantu siswa membangun sebuah perspektif yang luas serta kritis dari
prosedur-prosedur dan pencapaian dari studi mereka sendiri, meningkatkan
kemampuan mereka dalam merencanakan proyek investigasi selanjutnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Group Investigation
merupakan sebuah bentuk pembelajaran kooperatif yang ada sejak jaman John Dewey
(1970). Metode ini kemudian dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan serta
Rachel-Lazarowitz di Israel. John Dewey merupakan tokoh yang paling terkenal di
antara tokoh-tokoh terkemuka dari orientasi pendidikan ini.
2. Metode
group investigation memiliki kelebihan yang terbagi menjadi dua yaitu secara
individu dan sosial. Selain memiliki kelebihan, metode group investigation ini
juga memiliki kekurangan, yaitu sedikitnya materi yang tersampaikan dalam satu
kali pertemuan, sulit memberikan penilaian secara personal karena siswa bekerja
dalam kelompok, tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group
investigation, dan diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
3.
Dalam Group
investigation siswa bekerja melalui enam tahap, yaitu Tahap 1: Mengidentifikasi
Topik dan Mengatur Murid ke dalam Kelompok, Tahap 2: Merencanakan Investigasi
di dalam Kelompok, Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi, Tahap 4: Menyiapkan
Laporan Akhir, Tahap 5: Mempresentasikan Tahap Akhir dan Tahap 6: Evaluasi
Pembelajaran.
DAFTAR REFERENSI
Huda,
Miftahul.(2012).COOPERATIVE LEARNING: Metode,
Teknik, Struktur dan Model
Terapan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Odilia
Rani Andikawati.(2013).Keefektifan
Penggunaan Model Pembelajan Kooperatif
Tipe Group Investigation dalam Pembelajaran Matematika pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan
Siswa di Kelas X SMK Sanjaya Pakem Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi.Universias Sanata Dharma
Yogyakarta
Slavin,
Robert E.(2008).Cooperative Learning:
Teori, Riset dan Praktik.Bandung:Penerbit
Nusa Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar