MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ATAU PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Matematika 2.
Dosen
pengampu: M.A. Amelia , M.Pd.

Disusun
oleh :
Christina Nunik Puspitasari (131134003)
Rena
Christiani (131134007)
Vincentia
Daviga (131134008)
Yohana
Rina Kurniasari (131134015)
Yohanes
Sigit Tri Wahyudi (131134036)
Agustinus
Nugrahanto (131134097)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Permasalahan yang sering muncul dalam dunia
pendidikan adalah ketidakmampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya
untuk menyelesaikan masalah. Hal itu disebabkan karena siswa hanya dijejali
pengetahuan atau informasi yang bersifat hapalan. Dengan informasi yang
bersifat hapalan tersebut, para siswa tidak terbiasa menerapkan pengetahuan
yang mereka dapat di sekolah untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi
di kehidupan sehari-hari. Ketika siswa mengikuti sebuah pendidikan tidak lain
bertujuan untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang tidak hanya cerdas
tetapi mampu menyelesaikan persoalan yang akan mereka hadapi di kemudian
hari.
Walaupun kapasitas intelektualnya dapat menjangkau
beban tersebut, siswa kurang memahami pengetahuannya tanpa adanya penerapan.
Padahal permasalahan yang mereka hadapi harus dapat diselesaikan dengan
kemampuan sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali para siswa
dengan kemampuan - kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
yang mereka hadapi. Kemampuan tersebut adalah kemampuan memecahkan masalah.
Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran dengan menghadirkan suatu
masalah di kelas dan siswa diminta untuk menyelesaikannya dengan segala
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Dengan begitu, pembelajaran dapat
sebagai pengasah potensi siswa secara mandiri melalui kemampuan yang
aplikatif.
Berdasarkan hal tersebut, guru perlu merancang
pembelajaran yang mampu membangkitkan potensi siswa dalam menggunakan kemampuan
berpikirnya untuk menyelesaikan masalah. Salah satu pendekatan pembelajaran
tersebut adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning
(PBL). Pendekatan pembelajaran ini dipusatkan kepada masalah-masalah yang
disajikan oleh guru dan diselesaikan oleh siswa dengan seluruh pengetahuan dan
keterampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh. Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) tersebut akan kami
paparkan di dalam makalah ini.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
sejarah singkat model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
2. Apa
pengertian dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
3. Bagaimana
karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
4. Apa
saja kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
5. Apa
saja kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
6. Bagaimana
langkah-langkah dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PPBL)?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui sejarah singkat model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
2.
Mengetahui pengertian dari model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
3.
Mengetahui karakteristik model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
4.
Mengetahui kelebihan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
5.
Mengetahui kelemahan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
6.
Mengetahui langkah-langkah dalam model
pembelajaran Problem Based Learning (PPBL).
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH SINGKAT PROBLEM BASED
LEARNING
Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil
penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan pertama kali
diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanda pada
tahun 60-an. PBM sebagai sebuah pendekatan pembelajaran diterapkan dengan
alasan bahwa PBM sangat efektif untuk sekolah kedokteran dimana mahasiswa
dihadapkan pada permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya. PBM lebih
tepat dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran tradisional. Hal
ini dapat dimengerti bahwa para dokter yang nanti bertugas pada kenyataannya
selalu dihadapkan pada masalah pasiennya sehingga harus mampu menyelesaikannya.
Walaupun pertama dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah kedokteran tetapi
pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalan pembelajaran secara umum.
B. PENGERTIAN PROBLEM BASED LEARNING
1. Menurut
Duch (1995), Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
2. Menurut
Arends (Trianto, 2007), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga
diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan
keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan
kepercayaan dirinya.
C. KARAKTERISTIK PROBLEM BASED
LEARNING
Berdasarkan teori yang
dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu :
1. Learning is student-centered
Proses
pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana
siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2. Authentic problems form the organizing
focus for learning
Masalah
yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu
dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan profesionalnya nanti.
3. New information is acquired
through self-directed learning
Dalam
proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua
pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui
sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small
groups
Agar
terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan
secara kolaborative, maka PBM dilaksakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang
dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
5. Teachers act as facilitators.
Pada
pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun demikian,
guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa
agar mencapai target yang hendak dicapai.
D. KELEBIHAN PROBLEM BASED LEARNING
·
Siswa
didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata
·
Siswa
memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar
·
Pembelajaran
berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu
saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal
atau menyimpan informasi
·
Terjadi
aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
·
Siswa
terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan,
internet, wawancara dan observasi
·
Siswa
memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
·
Siswa
memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau
presentasi hasil pekerjaan mereka
·
Kesulitan
belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam
bentuk peer teaching
E. KELEMAHAN PROBLEM BASED LEARNING
·
PBM
tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan
aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah
·
Dalam
suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi
kesulitan dalam pembagian tugas
·
PBM kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena
masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. PBM sangat cocok untuk mahasiswa
perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah
·
PBM biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga
dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBM
berfokus pada masalah bukan konten materi
·
Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa
dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi
siswa dengan baik
·
Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan
lengkap
F. LANGKAH-LANGKAH DALAM PROBLEM BASED
LEARNING
Terdapat beberapa
langkah hasil
penelitian Barrow and Tamblyn
(Barret, 2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai berikut:
1.
Siswa
diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan diungkap dari pengalaman
siswa)
2.
Siswa
melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut.
ü
Mengklarifikasi
kasus permasalahan yang diberikan
ü
Mendefinisikan
masalah
ü
Melakukan
tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
ü
Menetapkan
hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
ü
Menetapkan
hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
3.
Siswa
melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus
diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di
perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi
4.
Siswa
kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar informasi,
pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
5.
Siswa
menyajikan solusi yang mereka temukan
6.
Siswa
dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan
pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh
siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam kelompok.
Selain itu, dalam pengelolaan Pembelajaran Berbasis Masalah terdapat 5
langkah utama. yaitu: (1) mengorientasikan mahasiswa pada masalah; (2)
mengorganisasikan mahasiswa untuk belajar; (3) memandu menyelidiki secara
mandiri atau kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil kerja; dan (5)
menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
KESIMPULAN
Berdasarkan makalah
yang telah kami buat, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengertian
Problem Based Learning (PBL) menurut Duch
(1995), merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata sedangkan menurut Arends merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga
diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan
tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan
dirinya.
2. Karakteristik Problem Based
Learning (PBL) adalah learning is student-centered, authentic problems form the organizing
focus for learning, new information is acquired through self-directed
learning, learning occurs in small groups, teachers act as
facilitators.
3. Adapun kelebihan dalam Problem Based Learning yaitu
memiliki
kemampuan memecahkan masalah,
memiliki
kemampuan membangun pengetahuannya sendiri, materi yang tidak ada hubungannya
tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa, terjadi aktivitas ilmiah, memiliki
kemampuan menilai kemajuan belajarnya, memiliki kemampuan untuk melakukan
komunikasi ilmiah, kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui
kerja kelompok. Selain itu kelemahan dalam Problem Based Learning yaitu tidak dapat diterapkan untuk setiap
materi pelajaran, terjadi kesulitan dalam pembagian tugas, kurang cocok untuk
diterapkan di sekolah dasar, biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, guru
harus memilki kemampuan memotivasi siswa dengan baik, adakalanya sumber yang
dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.
4. Langkah-langkah
dalam Problem Based Learning adalah penyajian topik atau masalah, siswa
melakukan diskusi dalam kelompok kecil, mencari solusi dari permasalah dari
berbagai sumber secara mandiri, menyampaikan solusi dari permasalahan dalam
kelompok, dan kemudian melakukan evaluasi.
DAFTAR
REFERENSI
Duch, J. Barbara. (1995). Problem: A Key Factor in PBL. [Online].
Tersedia:
http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-phys.html diakses pada 20 Oktober 2012
Ee, Jessie & Oon Seng Tan.
(2009). PBL Made Simple Lessons for the
Classroom. Canada:
Cengage Learning.
Amir, M.
Taufiq. (2009). INOVASI PENDIDIKAN
MELALUI PROBLEM BASED LEARNING: BAGA IMANA
PENDIDIK MEMBERDAYAKAN PEMELAJAR DI ERA PENGETAHUAN. Jakarta: Kencana.
Rusmono.
(2012). Strategi Pembelajaran Dengan Problem
Based Learning Itu Perlu: Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Trianto.
(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar