MAKALAH PRESENTASI
“ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)”
Mata Kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu Brigita Erlita T.A.,
M.Psi.

Disusun oleh :
Tri
Nur Khasanah (131134076)
Margareta
Aprilia Husadani (131134137)
Desti
Listyaningsih (131134186)
Tri
Kusuma Danayanti (131134226)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap individu yang terlahirkan di dunia ini memiliki kemampuan yang
berbeda terutama dalam bidang akademik, yang diakibatkan
adanya perbedaan tingkat intelegensi yang dimiliki oleh setiap individu
tersebut. Sering kita temui adanya individu yang memiliki tingkat intelegensi
yang tinggi dan sering mendominasi
dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam proses pembelajaran, yang disebut
anak berbakat atau pintar. Ada pula anak yang
biasa-biasa saja yang intelegensinya normal atau sering
disebut dengan anak normal, dan sering pula ditemukan anak yang memiliki
tingkat intelegensi rendah atau di bawah normal yang mengakibatkan mereka
mengalami keterlambatan belajar.
Di Indonesia masih banyak anak yang mengalami lamban
belajar terutama dalam bidang akademiknya. Akibat lamban belajar tersebut,
prestasi belajar anak menurun atau rendah. Hal tersebut menjadi salah satu faktor
rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia. Dalam dunia pendidikan
tentunya, kita tidak akan lepas dari permasalahan tersebut. Memang sudah
menjadi kewajiban kita sebagai calon pendidik untuk memahami
permasalahan-permasalahan yang ada tersebut dengan jelas, dan mengetahui serta
melakukan upaya pemecahan masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian slow learner atau yang disebut lamban belajar pada anak, bagaimana
karakteristik dan penyebabnya, untuk membantu calon pendidik agar memahami cara
menghadapi anak yang mengalami gangguan lamban belajar.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan Anak Lamban Belajar (Slow
Learner) ?
2. Apa
yang menyebabkan anak mengalam igangguan lamban belajar?
3. Bagaimana
karakteristik anak yang mengalami lamban belajar?
4. Bagaimana
cara menghadapi anak lamban belajar?
5. Bagaimana cara menangani anak yang mengalami lamban belajar?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian Anak Lamban Belajar (Slow
Learner)
2.
Mengetahui
penyebab anak yang mengalami kelainan lamban belajar
3.
Mengetahui
karakteristik anak yang mengalami lamban belajar
4.
Mengetahui
cara menghadapi anak yang mengalami kelainan lamban belajar
5.
Mengetahui
cara menangani anak yang mengalami lamban belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
Anak
lamban belajar atau Slow Learner
adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit dibawah
rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik.
Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr.,
2004; Willey,2007) .
Anak-anak lamban
belajar atau Slow Learner juga
terbatas pada kemampuan lain seperti pada aspek komunikasi dan bahasa, emosi,
sosial atau moral.
B.
Penyebab
Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
·
Faktor Prenatal (sebelum lahir) dan
Genetik
Perkembangan seorang anak dimulai dari sejak
pembuahan. Seluruh bawaan biologis seorang anak yang berasal dari kedua
orangtuanya, berupa kromosom yang memecah menjadi partikel yang disebut gen.
kelainan dari kromosom dapat menyebabkan kelainan fungsi-fungsi kecerdasan.
Selain komosom, juga disebabkan adanya gangguan biokimia dalam tubuh. Kondisi
jantung ibu yang kurang baik juga menyebabkan transfer oksigen ke otak bayi
menjadi kurang.
Anak
lahir prematur disinyalir dapat melahirkan anak-anak lamban belajar karena
organ tubuh bayi yang belum siap berfungsi secara maksimal sehingga proses
perkembangannya lambat.
·
Faktor Biologis Non Keturunan
1. Obat-obatan
Saat ibu hamil, tidak
semua obat dapat diminum, karena ada beberapa jenis obat yang apabila diminum dapat
merugikan janin. Begitu juga dengan ibu alkoholis, penggunaan dosis yang
berlebih dapat berpengaruh pada kemampuan memori jangka pendek anak.
2. Keadaan
Gizi Ibu Yang Buruk Saat Hamil
Ibu hamil harus
mendapatkan gizi yang baik selama proses kehamilannya.janin akan dapat hidup
dan berkembang dengan baik jika ibu yang mengandungnya sehat. Bayi dalam
kandungan akan mendapatkan makanan dari darah ibu melalui tali pusar.
3. Radiasi
Sinar X
Radiasi sinar X dapat
mengakibatkan bermacam gangguan pada otak dan sistem tubuh lainnya. Radiasi
sinar rawan terjadi saat usia kehamilan muda, kemudian berkurang resikonya saat
usia hamil tua.
4. Faktor
Rhesus
Rini Handayani (2009),
menyebutkan bahwa jika seorang pria Rh-positif menikah dengan wanita
Rh-negatif, kadang-kadang mengakibatkan keadaan yang kurang baik bagi
keturunannya.
·
Faktor Natal ( saat proses kelahiran)
Kondisi kekurangan oksigen saat proses kelahiran
karena proses persalinan yang lama, dapat mengakibatkan transfer oksigen ke
otak bayi terhambat. Oleh karena itu, untuk antisipasi kondisi seperti ini maka
ibu hamil yang yang pernah mempunyai pengalaman seperti ini sebaiknya melakukan
persalinan di rumah sakit.
·
Faktor Postnatal (sesudah lahir) dan
Lingkungan
Malnutrisi dan trauma fisik juga menjadi perhatian
kita, begitu juga dengan lingkungan yang dapat berperan juga sebagai penyebab
terjadinya anak lamban belajar (slow
learner). Stimulasi yang salah, menyebabkan anak tidak dapat berkembang
secara optimal. Gen dapat dianggap sebagai kemampuan intelektual, tetapi pengaruh
lingkungan akan menentukan dimana letak IQ anak dalam rentang tersebut
(Atkinson, dkk, 1983, h. 135).
C.
Karakteristik
Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
1. Intelegensi
Dari segi intelegensi anak-anak lamban belajar
berada pada kisaran 70-90 berdasarkan skala WISC. Anak dengan IQ tersebut
biasanya mengalami kesulitan pada semua mata pelajaran, terutama pada hafalan
dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai hasil belajar rendah.
2. Bahasa
Anak-anak
lamban belajar mengalami masalah dalam berkomunikasi baik dalam menyampaikan
ide dan gagasan maupun dalam memahami percakapan orang lain. Untuk
meminimalisir kesulitan, sebaiknya melakukan komunikasi yang sederhana.
3. Emosi
Anak-anak
lamban belajar memiliki emosi yang kurang stabil, cepat marah dan meledak-ledak
serta sensitif. Jika melakukan kesalahan atau tertekan, biasanya mereka cepat
patah semangat.
4. Sosial
Anak-anak
lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Saat bermain, mereka
memilih jadi pemain pasif atau penonton dan terkadang lebih senang bermain
dengan anak dibawah usia mereka.
5. Moral
Moral
seseorang akan berkembang seiring kematangan kognitifnya, anak-anak lamban
belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa peraturan
tersebut dibuat. Hal tersebut disebabkan kemampuan memori mereka terbatas
sehingga sering lupa.
D.
Masalah
Yang Dihadapi Anak Lamban Belajar (Slow
Learner)
1. Anak
mengalami perasaan minder, karena kemampuan belajarnya lamban dibandingkan
teman-temannya.
2. Cenderung
pemalu, menarik diri dari lingkungannya.
3. Lamban
menerima informasi, karena keterbatasan berbahasa.
4. Hasil
prestasi belajar kurang optimal sehingga dapat membuat stress karena
ketidakmampuan mencapai harapannya.
5. Ketidakmampuan
mengikuti pelajaran, dapat membuat anak tinggal kelas.
6. Mendapat
label yang kurang baik dari teman-temannya.
E.
Cara
Menghadapi Anak Lamban Belajar (Slow
Learner)
1.
Pahami bahwa anak membutuhkan waktu
lebih lama dan pengulangan yang lebih banyak (3-5kali) untuk memahami suatu
materi dibandingkan dengan anak-anak
lain seusianya.
2.
Sederhanakan kalimat ataupun intruksi
yang disampaikan kepada anak dan pastikan anak memahami maksudnya.
3.
Cobalah membantu anak membangun
pemahaman dasar mengenai suatu materi yang penting daripada meminta mereka
untuk menghafal.
4.
Gunakan alat bantu visual, jangan
terlalu verbalisasi. Pendekatan multisensori juga dapat membantu mereka
memahami materi dengan mudah.
5.
Ketahuilah gaya belajar anak, apakah
visual, auditori atau kinestetik
6. Ikut sertakan anak dalam kegiatan tutorial di
sekolah ataupun secara prifat. Kegiatan ini dapat membantu anak mengatasi
ketertinggalan dalam penguasaan materi dan mempersempit kesenjangan yang
dialami dengan teman-temannya.
7.
Doronglah anak untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak memiliki pengalaman sukses/berhasil,
yang dapat membangun konsep diri yang positif.
F.
Penanganan
Anak Lamban Belajar
-
Terapi Bermain
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang gemar
bermain, mereka merasa senang bila melakukan aktivitas bermain. Terapi bermain
adalah salah satu upaya psikoterapi untuk
membantu mengatasi masalah sosial, bahasa atau motorik.
-
Terapi Perilaku
Diberikan
kepada anak dengan tujuan melatih perilaku baru dengan mengubah lingkungan atau
dengan proses kognitif dan emosional anak,. Misalnya, kebiasaan mencorat-coret
tembok menjadi kebiasaan menggambar di buku.
-
Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diterapkan untuk
seluruh anggota keluarga dalam rangka membantu anak lamban belajar. Banyak
masalah anak dapat diatasi dengan cepat karena bantuan atau dukungan
keluarganya.
-
Terapi Lain
Terapi lain seperti okupasi terapi, terapi renang
dan lain-lain sesuai masalah yang dihadapi oleh anak, didahului konsultasi
dengan para ahli.
G. Hasil
Observasi dan Wawancara
Kegiatan observasi kami lakukan di
sebuah sekolah inklusi di daerah Sleman. Selama kami melakukan kegiatan
observasi kami mengamati lima orang siswa kelas II SD dan lima orang siswa
kelas III SD, dengan nama yang sudah kami samarkan.
1.
Kelas
II
Hasil
Pengamatan Anak Slow Learner :
Ø Karakteristik
siswa slow learner berdasarkan
pengamatan:
1. Dn dan Sg: Saat guru memberikan pembelajaran di kelas kedua anak
tersebut tidak mau memperhatikan melainkan sibuk sendiri entah mencorat- coret buku, menggambar atau mengganggu teman yang lain, akibatnya saat guru memberikan pertanyaan, jawaban yang diberikan tidak sesuai
dengan pertanyaan. Selain itu,
keduanya juga tidak mau mengikuti perintah guru, namun Sg terkadang mau mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru. Dn dan Sg termasuk siswa yang hiperaktif.
2. Cn : Saat guru sedang memberikan pembelajaran, Cn sering
tiduran dan bermalas-
malasan,
ketika menjawab pertanyaan ia cenderung tidak bisa menjawab bahkan tidak
sesuai dengan pertanyaannya,
lebih parahnya lagi ia sering mencontek
ketika mengerjakan soal. Cn
merupakan anak yang pendiam.
3. Ak : Saat pembelajaran berlangsung, ia sibuk
sendiri dengan kegiatan lain, seperti
menggambar, dan bermain sendiri. Dalam menulis kata, ia belum bisa menuliskannya secara lengkap
hurufnya karena gangguan pada penglihatan, ditambah lagi ia belum hafal huruf, akibatnya dalam menulis masih
lambat dan harus di bantu oleh guru.
Dalam hal membaca ia juga belum lancar. Saat diberi pertanyaan oleh guru, Ak tidak dapat
menjawabnya.
4. Af
: Af merupakan anak yang sangat
pendiam, di kelas ia
terlihat tidak fokus, sibuk sendiri seperti menggambar dan
berimajinasi
(berbicara sendiri). Ia sudah
dapat menulis dan membaca namun terkadang masih terdapat kesalahan. Saat diberi pertanyaan Af tidak dapat menjawab pertanyaan.
Ø Hasil Wawancara dengan Guru
Penyebab slow learner :
a. Faktor
dari si anak
1. Dn terlambat masuk sekolah, yaitu pada
umur 11 tahun, akibatnya anak tersebut malas dalam belajar, tidak dapat
mengingat materi pelajaran dengan baik serta memiliki hasil tes IQ yang rendah.
2. Sg termasuk anak yang malas, IQ-nya rendah, tidak dapat mengingat materi pembelajaran dengan baik.
3. Ak juga mengalami lamban belajar salah satu faktornya
karena keterbatasan penglihatan, jadi Ak merupakan anak berkebutuhan khusus atau cacat
ganda yaitu tuna grahita dan slow learner.
b. Faktor
dari orang tua
1. Cn mengalami slow learner karena faktor keturunan dari orangtuanya, ia juga memiliki IQ yang rendah dan tidak
dapat mengingat atau menyerap mata pelajaran dengan baik.
2. Kurangnya perhatian dan pendampingan dari orang tua mampu menghambat proses belajar Af, terutama perhatian dan kasih sayang dari seorang
ibu
Pendampingan :
Ada pendampingan khusus setiap hari
selasa dan kamis agar anak dapat mengejar keterlambatan pembelajaran. Sehingga
guru pendamping lebih mudah untuk melakukan pengamatan dan melakukan identifikasi perilaku anak, seperti mengulangi
pertanyaan ketika anak belum dapat menangkap pertanyaan tersebut.
Namun masih terdapat kendala dalam pendampingan tersebut
yakni jika
seorang pendamping hanya terfokus pada satu anak saja, maka anak yang lain
ramai, merasa tidak diperhatikan. Jadi tergantung pendamping dapat menguasai kelas atau tidak, apabila pendamping menguasai kelas suasana
di dalam kelas dapat terkondisikan. Dari
anak-anak yang mengalami
slow learner, hampir semuanya
mengalami keterlambatan belajar yang tidak hanya pada satu mata pelajaran saja tetapi hampir semua mata pelajaran, namun kebanyakan mengalami kesulitan pada mata
pelajaran matematika, bahasa indonesia, dan pkn. Menurut
guru pendamping, anak-anak yang mengalami slow
learner kelas II SD tersebut lebih kesulitan dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.
2.
Kelas
III
Ø Karakteristik
siswa slow learner:
Berikut
ini kami rangkum aktivitas anak- anak yang mengalami lamban belajar saat
mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, pada saat mata pelajaran
Bahasa Indonesia saat praktik membaca puisi. Anak- anak yang kami amati adalah
Jono, Jeni, Bunga, Bejo dan Boy.
1. Saat
pembelajaran berlangsung siswa terlihat sibuk sendiri, ada yang sibuk
menggambar dan ada pula yang ramai dengan temannya.
2. Siswa
juga memiliki kecenderungan mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran.
3. Saat
praktik di depan kelas yakni membaca puisi, siswa terlihat kurang percaya diri
dan canggung, sehingga saat praktik siswa tidak bisa bertatap muka secara
langsung dengan temannya melainkan menutupi mukanya dengan buku yang digunakan
untuk membaca puisi.
4. Siswa
mudah terganggu dan sulit berkonsentrasi saat belajar apabila ada aktivitas
lain yang ada di luar kelas.
Ø Hasil Wawancara dengan Guru
Penyebab siswa slow
learner:
1. Faktor
keluarga
a. Orang
tua yang sibuk bekerja mengakibatkan anak kurang mendapat perhatian dan kasih
sayang, terutama dalam hal belajar. Seperti yang dialami oleh si kembar Jono
dan Jeni (nama disamarkan). Mereka hidup berkecukupan, segala fasilitas
disediakan oleh orang tuanya, hanya saja orang tua mereka hanya sekedar
memberikan fasilitas tetapi tidak memberikan pendampingan dan perhatian.
Akibatnya, sampai saat ini Jono belum bisa menulis sedangkan Jeni belum bisa
membaca dan menulis. Jono setiap kali menuliskan kata- kata selalu ada huruf
yang kurang atau kelebihan, sedangkan Jeni karena belum bisa membaca dan
menulis setiap kali diberi soal ia menuliskan soal itu kembali pada lembar
jawaban.
b. Orangtua
yang bermasalah ternyata juga dapat mempengarunhi kondisi anak. Sebut saja namanya
Bunga. Orangtua Bunga bercerai atau broken
home. Berangkat dari kondisi keluarganya itu, Bunga menjadi anak yang
tertutup dan kurang percaya diri. Akibatnya saat mengikuti pembelajaran di
sekolah, ia cenderung melamun dan seolah- olah memperhatikan penjelasan guru,
setiap kali Bunga ditanya yang ada kaitannya dengan pembelajaran dia tidak bisa
menjawab sama sekali bahkan sekalipun menjawab, jawabannya pasti tidak
nyambung.
c. Orangtua
yang memiliki potensi tingkat kecerdasan yang rendah, ternyata dapat
mempengaruhi tingkat kecerdasan anaknya. Seperti yang dialami Bejo, sampai saat
ini dia belum bisa menulis secara benar, seperti Jono, tulisannya terkadang
kelebihan tetapi terkadang juga kurang.
2. Faktor
dari si anak
a. Slow leaner
juga diakibatkan dari dalam diri sendiri. Seperti yang dialami Boy yang belum
bisa membaca dan menulis. Dari awal masuk kelas III ia memiliki bakat pemalas,
dalam setiap pembelajaran dia selalu menganggap remeh mata pelajaran, setiap
kali ditanya “apakah sudah jelas”, dia selalu menjawab “sudah”, padahal jika
ditanya dia tidak tahu apa- apa. Sikap dia tersebut sempat mempengaruhi teman-
teman sekelasnya, tetapi setelah mendapat pendampingan khusus dan di kelas juga
dibentuk kelompok- kelompok belajar, Boy bisa bersikap lebih baik dan teman-
teman sekelasnya bisa menyesuaikan.
Pendampingan
:
Guru kelas memberikan pendampingan khusus kepada
anak- anak yang lamban belajar dengan cara membentuk kelompok belajar dalam
kelas, siswa yang dianggap sudah memahami materi pembelajaran dipersiapkan
untuk menjadi tutor sebaya bagi teman- temannya yang lamban belajar.
Pihak
sekolah memberikan pendampingan dengan cara mengajarkan keterampilan,
dimaksudkan untuk membantu siswa termotivasi meskipun dalam hal akademik mereka
kurang mampu maka siswa tersebut masih bisa menyumbangkan kemampuannya untuk
membuat keterampilan.
Pihak
pemerintah juga memberikan perhatian kepada siswa yang lambat belajar dengan
memberikan beasiswa baik fasilitas maupun finansial lainnya, serta memberikan
guru pendamping khusus yang ditugaskan untuk menegecek memberikan pendampingan
khusus kepada siswa yang lamban belajar. Pendamping khusus tersebut tidak
menetap di
sekolah melainkan dalam satu minggu melakukan pendampingan dua
kali, yaitu pada hari kamis dan sabtu untuk kelas III.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Anak
lamban belajar atau Slow Learner
adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit dibawah
rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik.
Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr.,
2004; Willey,2007) .
2.
Penyebab
anak yang mengalami lamban belajar (Slow
learner) adalah faktor prenatal (sebelum lahir) dan genetik, faktor
biologis non keturunan (obat-obatan, keadaan gizi ibu yang buruk saat hamil,
radiasi sinar X,dan faktor rhesus), faktor natal (saat proses keturunan), dan
faktor postnatal (sesudah lahir) dan lingkungan.
3. Karakteristik anak yang mengalami lamban belajar dilihat
dari segi intelegensi yaitu anak dengan IQ 70-90 berdasarkan skala WISC tersebut
biasanya mengalami kesulitan pada semua mata pelajaran, terutama pada hafalan
dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai hasil belajar rendah. Dari segi bahasa, anak-anak mengalami masalah
dalam berkomunikasi baik. Dari
segi emosi, kurang stabil, cepat marah dan meledak-ledak serta
sensitif. Dari segi sosial, anak-anak lamban belajar
dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Sedangkan
segi moral, anak-anak lamban
belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa peraturan
tersebut dibuat.
4. Cara menghadapi anak yang mengalami lamban belajar (Slow Learner) yaitu pahami
bahwa anak membutuhkan waktu lebih lama dan pengulangan yang lebih banyak
(3-5kali) untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, sederhanakan kalimat ataupun intruksi
yang disampaikan kepada anak dan pastikan anak memahami maksudnya, cobalah membantu anak membangun pemahaman
dasar mengenai suatu materi yang penting daripada meminta mereka untuk
menghafal, gunakan
alat bantu visual, jangan terlalu verbalisasi, ketahuilah gaya belajar anak, apakah
visual, auditori atau kinestetik,
ikutsertakan
anak dalam kegiatan tutorial di sekolah ataupun secara privat, doronglah
anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak memiliki
pengalaman sukses/berhasil, yang dapat membangun konsep diri yang positif.
5. Cara menangani anak yang mengalami lamban belajar yaitu
dengan terapi bermain, terapi perilaku, terapi keluarga, dan terapi lainnya
seperti okupasi
terapi, terapi renang dan lain-lain sesuai masalah yang dihadapi oleh anak,
didahului konsultasi dengan para ahli.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar