TUGAS
KELOMPOK
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Matematika II
Dosen
Pengampu: Maria Agustina Amelia, S.Si.,
M.Pd.

Disusun
oleh:
Rahmawati Suharno 131134055
Paulus Yuli Suseno 131134064
Tri Nur Khasanah 131134076
Adiktia Kurniawati 131134077
Adelia Surya Putri 131134084
4A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Melalui proses
pembelajaran, siswa mampu memperoleh pengetahuan baru serta dapat mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya. Tujuan pembelajaran antara lain
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam upaya mencapai tujuan
tersebut, maka diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan. Untuk meningkatkan
mutu pendidikan terdapat berbagai macam hal yang harus dipertimbangkan, yaitu dengan
meningkatkan kualitas guru, memperbaiki kurikulum, sistem pendidikan, serta
proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Proses belajar mengajar hendaknya
bersifat mendidik dan mengembangkan kemampuan siswa. Proses pembelajaran akan
berjalan dengan baik ketika guru memiliki inovasi dalam menggunakan metode
pembelajaran yang memungkinkan siswa bisa belajar secara maksimal dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Siswa kelas V tingkat sekolah dasar, setidaknya sudah
mampu dalam menemukan permasalahan dalam suatu konteks dan mampu untuk mencari
jawaban atas permasalahan tersebut. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
pembelajaran yang ideal, dimana siswa tidak mudah tergantung pada bantuan guru.
Namun pada kenyataannya, banyak siswa masih sangat tergantung pada guru dalam
proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, model–model pembelajaran
yang inovatif perlu untuk dikuasai oleh
para guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru yaitu
model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri adalah suatu
proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan permasalahan
dan menemukan
jawaban atas permasalahan itu sendiri.
B.
Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuiri?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran inkuiri?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari model pembelajaran inkuiri.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran inkuiri.
BAB II
Pembahasan
A. Model Pembelajaran
Inkuiri
1.
Sejarah Singkat
Model
pembelajaran inkuiri (Inquiry Learning Model) merupakan salah satu model yang
memenuhi karakteristik dasar suatu model bagi pengimplementasian pendekatan
kontruktivisme. Model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richad Suchman
pada tahun 1962 yang memandang hakikat belajar sebagai latihan berpikir melalui
pertanyaan-pertanyaan.
2.
Pengertian
Inkuiri
berasal dari kata
bahasa Inggris yaitu
inquiry, yang dapat diartikan
sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan yang
diajukannya. Namun demikian, terdapat
beberapa pengertian inkuiri, berikut penjelasannya:
a. Depdikbud,
(1997)
Secara umum, inkuiri merupakan proses
yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan seperti observasi, perumusan pertanyaan yang
relevan, evaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, perencanaan penyelidikan atau
investigasi, review atas
apa yang telah diketahui, pelaksanaan percobaan atau eksperimen dengan
menggunakan alat untuk memperoleh data, analisis dan interpretasi data, serta pembuatan prediksi dan pengkomunikasian hasilnya. Dengan kata lain,
inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah yang sudah dibuat.
b. Jean Piaget, (Sund dan
Trowbridge, 1973)
Inkuiri adalah pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk
melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari
jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan
apa
yang ditemukan orang lain.
Berdasarkan
definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa
untuk menemukan masalah, memecahkan
masalah, merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik
kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat aktif baik secara mental maupun
fisik untuk memecahkan suatu permasalahan.
Dengan demikian, siswa dapat memiliki
sifat layaknya seorang ilmuwan, yaitu teliti, tekun,
ulet, objektif, jujur, kreatif, kritis,
dan menghormati pendapat orang lain
(Joice dan Weil (1980).
3.
Ciri-ciri
Model Pembelajaran Inkuiri
1.
Menekankan
pada aktivitas siswa yang merupakan
subjek belajar, untuk mencari permasalahan dan menemukan jawaban secara maksimal. Dalam proses
pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
2.
Seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar bagi siswa.
3.
Mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.
4.
Prinsip
Model Pembelajaran Inkuiri
Model
pembelajaran inkuiri harus berpegang pada prinsip-prinsip yang telah ditentukan
sehingga pembelajaran akan berjalan lancar dan sesuai tujuan. Adapun
prinsip-prinsip model pembelajaran inkuiri yaitu :
a.
Berorientasi pada
pengembangan intelektual
Tujuan
utama dari model pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian model pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar
juga berorientasi kepada proses belajar.
Kriteria keberhasilan dari suatu proses pembelajaran
inkuiri ditentukan
oleh aktifitas siswa dalam
mencari dan menemukan sesuatu.
b.
Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa dengan siswa atau pun interaksi siswa
dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran
sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi guru
sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c.
Prinsip bertanya
Peran
guru yang harus dilakukan dalam model pembelajaran inkuiri adalah sebagai
penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari
proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap
langkah inkuiri sangat diperlukan. Oleh karena itu, berbagai jenis dan teknik
bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu hanya sekedar untuk
meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengembangkan kemampuan,
atau bertanya untuk menguji.
d.
Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah suatu proses
berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak, baik otak kiri, otak
kanan, otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir
adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e.
Prinsip keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, siswa perlu
diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika
dan penalarannya. Untuk itu, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya secara terbuka.
5.
Proses
Model Pembelajaran Inkuiri
Pada
dasarnya proses inkuri yang diusulkan oleh para ahli (Dewey dalam Maxim, 1983;
Fento dalam Kaltsouni, 1979; Naylor and Die, 1987) hampir sama. Proses ini
meliputi penerimaan dan pendefinisian
masalah, pengembangan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, dan
penarikan kesimpulan.
a.
Penerimaan dan pendefinisian masalah (Perceivig and defining a problem)
Proses
ini merupakan tahap awal dari model pembelajaran inkuiri. Dalam tahap ini guru
harus mampu membangun, mengembangkan rasa peka terhadap masalah yang akan
dibahas. Proses ini dimulai ketika siswa menerima dan mengidentifikasi sebuah
masalah yang membutuhkan penjelasan. Semakin menarik situasi masalahnya, semakin
merangsang siswa untuk menemukan jawabannya.
b.
Pengembangan hipotesis
Hipotesis dikembangkan sejelas mungkin
sebagai konsekuensi dari permasalahan yang sedang dikaji. Hipotesis yang
diajukan bisa dijadikan penuntun pada proses inkuiri selanjutnya. Dalam tahap
ini guru harus membantu siswa mengembangkan hipotesis dan menentukan hipotesis yang relevan dengan
permasalahan.
c.
Pengumpulan data
Setelah
hipotesis ditetapkan, siswa mengumpulkan data untuk menguji hipotesis tersebut.
Dalam mengumpulkan data ini, siswa perlu mempertimbangkan penggunaan berbagai
sumber seperti buku, artikel, gambar, dan sumber lainnya.
d.
Pengujian hipotesis
Setelah
semua data terkumpul dan tercermati, tahap selanjutnya adalah membedakan antara
hipotesis yang kurang tepat dengan hipotesis yang memadai atau cocok. Guru harus
mendorong siswa untuk belajar memverifikasi, mengklasifikasi, mengkategorikan,
dan mereduksi data.
e.
Penarikan Kesimpulan
Dari
data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, siswa didorong untuk mencoba
mengembangkan beberapa kesimpulan dan belajar
bagaimana
memilih pemecahan masalah yang paling tepat.
B. Kelebihan dan Kelemahan
Model Pembelajaran
Inkuiri
Model pembelajaran
Inkuiri memiliki beberapa keunggulan, antara
lain yaitu:
1.
Menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2.
Pembelajaran ini dapat
memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.
Merupakan pembelajaran
yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
4.
Melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar.
5.
Memungkinkan siswa memandang
konten dalam cara yang lebih realistik dan positif karena mereka dapat
menganalisis dan menerapkan data untuk pemecahan masalah.
6.
Siswa termotivasi oleh
dirinya sendiri untuk merefleksi isu-isu tertentu, mencari data yang relevan
dan membuat keputusan yang sangat berguna bagi dirinya sendiri.
7.
Memungkinkan hubungan guru
dan siswa lebih dekat,
karena guru sebagai fasailitator pembelajaran.
Adapun kelemahan dari
model pembelajaran inkuiri ini, antara lain:
1.
Jika
diterapkan dalam pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
2.
Biasanya guru sulit
dalam merencanakan
pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3.
Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.
Siswa biasanya lebih
suka dengan model tradisional.
5.
Memerlukan
proses mental yang berbeda, seperti perangkat analitik dan kognitif. Hal ini
mungkin kurang berguna untuk semua bidang studi.
Bab III
Kesimpulan
1. Yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuiri adalah
suatu proses yang ditempuh siswa untuk menemukan sendiri sebuah permasalahan dan menemukan
sendiri jawaban atas permasalahan yang diajukan.
2. Kelebihan dari model pembelajaran inkuiri yaitu melatih siswa untuk menjadi siswa yang kritis
dan penuh rasa ingin tahu, sedangkan kelemahan model
pembelajaran inkuiri yaitu sulit dalam
menyusun rencana pembelajaran serta pelaksanaannya.
Daftar Referensi
Ngalimun. (2012). Strategi
dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Shoimin, Aris. (2013). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum
2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto. (2009). Mendesain
model pembelajaran inovatif-progresif.
Jakarta: Kencana.
Wena, Made. (2009). Strategi pembelajaran inovatif kontemporer. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar