Minggu, 31 Mei 2015

non test : observasi



EVALUASI PEMBELAJARAN
NON TEST : OBSERVASI
(MakalahPresentasi Mata KuliahEvaluasi Pembelajaran )
DosenPengampu  :Laurensia AE, M.A.



Oleh

1.         Natalia Runi Astuti                             (131134022)
2.         Veronika  Ajeng Pertiwi S.                 (131134074)
3.         Fransiska Anggraeni Wijayanti           (131134078)
4.         Alfa Mitananda Christi                       (131134157)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan.Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.
Banyak cara untuk menilai siswa berupa teknik dan alat penilaian bukan tes. Cara-cara ini penting bagi implementasi penilaian otentik (authentic assessment). Dalam konteks penilaian otentik tersebut, sayangnya, walau dipahami bahwa semestinya ketiga ranah pembelajaran harus diuji seluruhnya oleh guru, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor, sampai saat ini masih banyak guru di Indonesia yang menekankan kepada hanya penguasaan ranah kognitif. Kecuali itu, teknik penilaian yang digunakan masih di seputar tes dengan macam-macam bentuknya.
Strategi penilaian non-tes yang dapat dipergunakan dalam penilaian antara lain yaitu presentasi kelas, konferensi, pameran/ demonstrasi, wawancara, pengamatan/ observasi, tugas kinerja, portofolio, jurnal tanggapan, dan penilaian diri. Dalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai evaluasi pembelajaran non tes : observasi.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi dan karakteristik alat evaluasi pembelajaran non tes observasi?
2.      Apa kelebihan dan kekurangan dari evaluasi pembelajaran non tes observasi?
3.      Apasajalangkah-langkah pembuatanalatevaluasipembelajarandenganobservasi?
4.      Bagaimanakahcontoh SK dan KD sikap dan keterampilan kemudian menentukan jenis alat evaluasi serta pemberianskordalamobservasi.
5.      Bagaimanakahvaliditasdanreabilitas yang terdapat padainstrumentnon tesobservasi?

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui definisi dan karakteristik alat evaluasi pembelajaran non tes observasi.
2.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari evaluasi pembelajaran non tes observasi.
3.      Megetahuilangkah-langkah pembuatanalatevaluasipembelajaranobservasi.
4.      Mengetahuicontoh SK dan KD sikap dan keterampilan kemudian menentukan jenis alat evaluasi serta pemberianskordalamobservasi.
5.      Mengetahuivaliditasdanreabilitas instrument dalamobservasi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi dan Karakteristik Alat Evaluasi Pembelajaran Non Tes Observasi
Pengertian
Observasi merupakan suatu proses yang berupa pengamatan dan pencatatan sistematis, logis, objektif, dan rasional tentang perilaku siswa untuk membuat keputusan tentang suatu program. Observasi dapat berlangsung setiap waktu atau di setiap kondisi, untuk membantu guru membuat keputusan yang dibutuhkan bagi pengajaran yang efektif.
a.       Tujuan Observasi
-          Observasi dapat dimanfaatkan untuk menyediakan suatu informasi sistematis yang berkelanjutan berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan siswa selama pembelajaran, gaya belajar yang disukainya, minat khususnya, kebutuhan belajarnya, keterampilan, sikap, perilaku, dan kinerja yang terkait dengan harapan kurikulum.
b.      Jenis Observasi
Jika dilihat dari jenisnya, observasi terdiri atas:
·         Observasi Partisipatif (Participant Observation)
Observasi dilakukan oleh pengamat dengan melibatkan dirinya dalam kegiatan yang sedang dilakukan/ dialami orang lain. Namun orang lain tersebut tidak mengetahui bahwa ia/mereka sedang diobservasi.
Contoh : Seorang evaluator mengumpulkan data tentang aktivitas kelompok belajar, ia akan berusaha mengikuti pertemuan-pertemuan kelompok, dan ikut serta menghadiri kegiatan kelompok.
·         Observasi Non- Partisipatif (Non-Participant Observation)
Evaluator tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang sedang diamati. Ia tidak berpura-pura sebagai anggota kelompok yang sedang diamati. Ia melakukan kegiatan observasi dan bertindak sebagai pengamat.


Karakteristik Observasi
·         Dapat diterapkan setiap hari untuk menilai para siswa yang berbeda usia, dalam berbagai pokok bahasan dan berbagai kondisi yang berbeda (bekerja sendiri, bekerja berpasangan, dalam kelompok kecil atau dengan seluruh anggota kelas).
·         Jika direncanakan dan distrukturkan dengan baik akan memiliki tujuan dan fokus yang jelas.
·         Sering digunakan dalam kombinasi dengan strategi penilaian yang lain, seperti tugas kinerja, presentasi oral, wawancara untuk memperoleh informasi komprehensif tentang kemajuan siswa.
·         Termasuk catatan tentang kondisi, kejadian-kejadian di sekitar observasi, perilaku yang benar-benar dilakukan siswa berkenaan dengan waktu (waktu dalam tahun, perubahan bersama berlangsungnya waktu yang menunjukkan pertumbuhan atau kemajuan).

Jika dilihat dari sifatnya, observasi dapat dibagi menjadi:
-          Observasi Insidental (kebetulan)
Dilakukan terhadap objek yang terjadi secara kebetulan, tidak direncanakan.Contoh : Seorang yang mengamati perilaku gadis yang menolong seorang korban kecelakaan.
-          Observasi Sistematis
Pengamatan yang terencana, kegiatannya terstruktur, pokok-pokok yang akan diobservasi tersusun dengan baik, dan alat pencatat data disiapkan terlebih. Alat bantu dalam observasi adalah check list, rating scale, denah, kamera foto, handicam, tape recorder, dan lain sebagainya.

B.     Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Non-Tes Observasi
Dibandingkan teknik lainnya observasi memiliki beberapa keunggulan:
·         Obsevasi dilakukan tanpa harus berbicara. Evaluator dapat menggunakan catatan rekaman atau rekaman gambar mengenai tingkah laku, peristiwa, atau keadaan yang sedang diobservasi.
·         Observasi yang dipandu oleh daftar cek (checklist), serangkaian pertanyaan, dan/atau suatu jurnal untuk menjamin berlangsungnya suatu observasi yang sistematis dan berfokus.
·         Analisis data dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam rentang waktu tertentu. Sehingga memungkinkan bagi evaluator untuk melakukan observasi lebih lama dibandingkan dengan pengumpulan data metode survei atau eksperimen.
·         Sering merupakan satu-satunya perangkat penilaian yang digunakan dalam menilai demonstrasi (misalnya percakapan oral, menggambar, memainkan alat musik, menerapkan keterampilan motorik dalam pendidikan jasmani, menggunakan peralatan dalam rancangan dan teknologi).
Observasi mempunyai beberapa kelemahan.
·         Kelemahan dalam pengontrolan terhadapfaktor luar yang mungkin mempengaruhi data yang terhimpun melalui observasi.
·         Pengukuran dalam observasi pada umumnya terjadi melalui presepsi evaluator.  Dipengaruhi bias dari penerjemah/penafsir hasil observasi sehingga dapat dianggap subjektif. Oleh sebab itu penting untuk menekankan pemaknaan dan pertimbangan profesional dari pengamat.
·         Sampel terlalu kecil, sehingga sulit untuk menarik generalisasi dan untuk membandingkan data yang diperoleh melalui data observasi lainnya. Misalnya observasi di dalam satu kelas, belum tentu sama dengan kelas lainnya. Sehingga sulit untuk mengeneralisasikannya.
·         Kesulitan dalam mengobservasi peristiwa yang mengandung isu sensitif, dan dalam menjaga kerahasiaan orang-orang yang diobservasi.
·         Apabila objek mengetahui apabila ia sedang diobservasi, maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat (tidak alami).

C.     Langkah-Langkah Pembuatan Alat Evaluasi Pembelajaran Non Tes: Observasi
1.      Lakukan terlebih dahulu observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku siswa.
2.      Berdasarkan gambaran dari langkah (a) diatas, penilai menentukan objek sikap / segi-segi mana dari perilaku siswa tersebut yang akan diamati sehubungan dengan keperluannya. Misal : ketelitian, kemandirian, atau kedisiplinan.
3.      Memilih  dan  membuat  daftar  dari  konsep  dan  kata  sifat  yang  relevan  dengan objek penilaian sikap. Misalnya :tidak datang terlambat, tertib di dalam kelas, mengerjakan tugas tepat waktu, dan sebagainya.
4.      Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
5.      Menentukan skala dan penskoran
6.      Sebelum observasi dilaksanakan, diskusikan dulu pedoman observasi yang telah dibuat dengan calon observan (apabila observan lebih dari satu ) agar setiap segi yang diamati dapat dipahami maknanya dan bagaimana cara mengisinya.
7.      Melakukan uji coba.
8.      Menganalisis hasil uji coba.
9.      Melaksanakan pengukuran.
10.  Menafsirkan hasil pengukuran.
11.  Bila ada hal khusus yang menarik, tetapi tidak ada dalam pedoman observasi, sebaiknya disediakan catatan khusus atau komentar pengamat di bagian akhir pedoman observasi.

D.    Contoh Instrumen Observasi dan pengolahan hasil Observasi          
1.         Rubrik
              Penilaian keterampilan menulis pada pembelajaran tematik integratif kelas IV SD pada fokus pembelajaran Bahasa Indonesia     
              Kompetensi Inti 3 (Keterampilan):
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
4.4 Menyajikan teks  cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks Bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Siswa dapat menulis karangan sederhana tentang proses pembuatan sebuah produk lokal (kopi, teh, batik, sagu, dll.) secara runtut menggunakan kosa kata yang baku.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah siswa mengamati gambar atau film proses pembuatan sebuah produk lokal, siswa dapat membuat karangan sederhana tentang proses pembuatan produk tersebut secara runtut menggunakan kosakata yang baku.
Tugas siswa:
1.    Amatilah dengan cermat gambar/ film proses pembuatan produk yang disajikan.
2.    Buatlah karangan tentang proses pembuatan produk yang disajikan dalam gambar atau film terdiri tiga atau empat paragraf secara runtut dan menggunakan kosakata baku.
Rubrik untuk penilaian keterampilan menulis
Kriteria yang dicantumkan didalam rubrik meliputi : 1. Proses pembuatan produk, 2. Penggunaan kosakata baku, dan 3. Kerapian tulisan.
Mata Pelajaran          :
Nama                        :
No Absen/ Kelas       :
Hari/ Tanggal            :
Skor
Deskripsi
3
Terampil
Seluruh proses pembuatan produk ditulis lengkap dan runtut. Seluruhnya menggunakan kosakata baku. Secara umum, tulisan rapi, tanpa coretan, dan tidak ada bekas kata atau kalimat yang dihapus.
2
Berkembang
Proses pembuatan produk ditulis lengkap tetapi ada beberapa proses pembuatan produk yang tidak runtut atau sebaliknya. Hanya sebagian kosakata yang digunakan merupakan kosakata baku. Tulisan kurang rapi, terdapat beberapa coretan atau bekas kata atau kalimat yang dihapus.
1
Banyak berlatih
Seluruh proses pembuatan produk tidak ditulis lengkap atau seluruh proses pembuatan produk tidak runtut. Kosakata yang digunakan hamper seluruhnya bukan merupakan kosakata baku. Tulisan tidak rapi dan tidak bersih; banyak bekas coretan atau bekas kata atau kalimat yang dihapus.
Skor Siswa :

Mata Pelajaran             :          
Nama Siswa                :
Kelas/No. Absen         :
Hari/Tanggal                :
Kriteria
4
Sangat Terampil
3
Terampil
2
Cukup Terampil
1
Banyak Berlatih
Skor
Plot: Apa dan Mengapa
Kedua bagian plot dikembangkan secara utuh/lengkap.
Salah satu bagian plot dikembangkan secara utuh/lengkap; satu bagian yang lain tidak dikembangkan secara utuh/lengkap.
Kedua bagian plot disajikan, tetapi keduanya tidak dikembangkan secara utuh/lengkap.
Seluruh bagian dari plot tidak disajikan dan tidak dikembangkan secara utuh/lengkap .

Setting: Kapan dan Dimana
Kedua bagian setting dikembangkan secara terperinci dan utuh.
Salah satu bagian setting dikembangkan secara utuh, dan satu bagian yang lain tidak dikembangkan secara terperinci dan utut.
Kedua bagian setting disajikan, tetapi keduanya tidak dikembangkan secara terperinci dan utuh.
Seluruh bagian dari setting tidak disajikan dan tidak dikembangkan secara terperinci dan utuh.

Penokohan: Siapa
Tokoh-tokoh utama dikembangkan secara utuh dan dideskripsikan secara terperinci.
Tokoh-tokoh utama dikembangkan menggunakan deskripsi yang kurang  terperinci.
Tokoh-tokoh utama diidentifikasi hanya menggunakan nama.
Tidak mengembangkan tokoh-tokoh utama atau diberi nama.

TOTAL SKOR :





2.    Checklist
Contoh Instrumen observasi diskusi kelompok mata pelajaran IPA kelas IV SD
LEMBARAN OBSERVASI SIKAP SISWA
DALAM DISKUSI KELOMPOK
Nama Siswa         :
Mata Pelajaran     :
Kelas/ Semester    :
Sekolah                :          
Kompetensi IntiSosial :          
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalamberinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
Kompetensi Dasar :
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi
Kompetensi Sosial yang diobservasi : Sikap sosial dalam diskusi kelompok
Hari/ Tanggal Pengamatan                  : Selasa, 13 Januari 2015
Tema Diskusi                                      : bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya

No
Aspek yang diamati
Kategori
Keterangan
B
C
K
1
Kepatuhan terhadap aturan dalam diskusi.



B = Baik
C =Cukup
K =Kurang

2
Memberikan ide , usul dan saran dalam kelompok.
v


3
Mengikuti diskusi dengan semangat atau antusias.
v


4
Menyimak atau memperhatikan ketika teman lain sedang menyampaikan presentasi atau pendapat.

v

5
Menghargai pendapat atau usul yang disampaikan teman lain atau kelompok lain.
v


6
Tanggung jawab dalam kelompok .

v

7
Kerja sama dalam kelompok.
v


8
Kesantunan dalam menyampaikan pendapat.
v


9
Cara menyanggah atau menanggapi pendapat teman lain.
v


10
Penerimaan terhadap hasil diskusi.

v


Nilai Akhir =
Nilai Akhir =
= 90
Konversi skala 4: 
Kategori :
Baik = 80 – 100 ;Cukup = 60 – 79 ; Kurang = kurang dari 60

Rubrik pengamatan :
  1. Baik : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
  2. Cukup : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
  3. Kurang : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang sesuai dengan indikator aspek yang diamati.

3.      Validitas dan Reliabilitas Instrumen dalamO bservasi
1.      Validitas berasal dari kata validity yang artinya seberapa jauh ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk menjadi valid, suatu instrumen harus :
·         Tidak hanya konsisten dalam penggunaannya, tetapi hal terpenting adalah harus mengukur sasaran ukuran. Misal : Apabila guru ingin mengamati keterampilan siswa dalam bernyanyi, maka guru harus mengamati ketika siswa mempraktekannya.
·         Suatu instrument harus dikonstruksi dengan baik dan mencakup materi yang benar-benar mewakili sasaran ukurnya. Relevan dengan proses pembelajaran, materi, kompetensi dan kegiatan pembelajaran. Misal : Guru akan mengobservasi keterampilan siswa dalam bernyanyi, maka guru harus menyiapkan rubrik penilaian berdasarkan materi yang telah disampaikan sebelumnya, seperti ketepatan nada, lirik, dan artikulasi.

2.      Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata rely yang artinya percaya dan dapat diandalkan. Suatu tes dapat dikatakan taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang cenderung tetap. Reliabilitas memiliki keterkaitan dengan validitas, kedua persyaratan ini sangat penting dalam sebuah evaluasi. Dalam konteks ini validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbantuknya sebuah validitas. Apabila instrument yang digunakan valid maka hasilnya akan cenderung stabil/tetap. Contohnya, seorang guru ingin mengobservasi mengenai kemampuan bernyanyi siswa-siswanya. Instrumen yang digunakan guru tersebut adalah lembar observasi yang memuat checklist sebagai berikut :

Baik
Nada, lirik, dan artikulasi tepat
Cukup Baik
Lirik dan artikulasi tepat, namun nada belum tepat
Banyak Berlatih 
Nada, lirik dan artikulasi belum tepat.
Adi
 v


Ida

v

Dani


v

Apabila pada minggu pertama Adi masuk dalam kategori “baik”.Maka apabila guru melakukan tes kembali pada minggu selanjutanya, Adi juga bisa berada dalam kategori “baik”.



BAB III
KESIMPULAN

Observasi merupakan suatu proses yang berupa pengamatan dan pencatatan sistematis, logis, objektif, dan rasional tentang perilaku siswa untuk membuat keputusan tentang suatu program. Observasi dapat berlangsung setiap waktu atau di setiap kondisi, untuk membantu guru membuat keputusan yang dibutuhkan bagi pengajaran yang efektif, serta menyediakan suatu informasi sistematis yang berkelanjutan berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan siswa selama pembelajaran, gaya belajar yang disukainya, minat khususnya, kebutuhan belajarnya, keterampilan, sikap, perilaku, dan kinerja yang terkait dengan harapan kurikulum.
Ada dua jenis Observasi, yaitu Observasi Partisipatif dan Observasi Non Partispatif.Seperti jenis evaluasi lainya, observasi pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, hal tersebut tentunya dapat diatasi apabila kita menyesuaikan objek apa dan konteks apa yang hendak diteliti.
Apabila kita memperhatikan dan mengikuti langkah-langkah dengan tepat, maka instrument yang dihasilkan pun akan valid dan realible. Karena kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari evaluasi observasi ini. Selain itu dituntut pula keobjektivan observer dan pemahaman yang tinggi mengenai apa yang hendak diobservasi selama melakukan evaluasi, Apabila tidak, maka observasi akan diragukan keobjektivannya.




Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.

Basuki, Ismet. 2004. Asesmen Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pelayanan Profesional Kurikulum 2004
Penilaian Kelas. Jakarta : Depdiknas.

Endrayanto, Herman Yosep Sunu. 2014. Aplikasi Rubrik untuk Penilaian Belajar
Siswa- Menilai tanpa Menghakimi.Yogyakarta : Kanisius.

Endrayanto, Herman Yosep Sunu. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta : Kanisius.

Kuanandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta : Rajawali.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
            Yogyakarta : Mitra Cendikia.

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Putra, Sitiatava. 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja.Yogyakarta :
            Diva Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar