EVALUASI PEMBELAJARAN
NON TEST : OBSERVASI
(MakalahPresentasi
Mata KuliahEvaluasi Pembelajaran )
DosenPengampu :Laurensia AE, M.A.

Oleh
1.
Natalia Runi Astuti (131134022)
2.
Veronika Ajeng
Pertiwi S. (131134074)
3.
Fransiska Anggraeni Wijayanti (131134078)
4.
Alfa Mitananda Christi (131134157)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Penyempurnaan
kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu
berhasil jika ada perubahan pola pembelajaran, dari yang berpusat pada guru
kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang
berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa.
Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan.Ketepatan penilaian
yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas,
memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses
pembelajaran.
Banyak cara untuk
menilai siswa berupa teknik dan alat penilaian bukan tes. Cara-cara ini penting
bagi implementasi penilaian otentik (authentic assessment). Dalam konteks
penilaian otentik tersebut, sayangnya, walau dipahami bahwa semestinya ketiga
ranah pembelajaran harus diuji seluruhnya oleh guru, yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotor, sampai saat ini masih banyak guru di
Indonesia yang menekankan kepada hanya penguasaan ranah kognitif. Kecuali itu,
teknik penilaian yang digunakan masih di seputar tes dengan macam-macam
bentuknya.
Strategi penilaian
non-tes yang dapat dipergunakan dalam penilaian antara lain yaitu presentasi
kelas, konferensi, pameran/ demonstrasi, wawancara, pengamatan/ observasi,
tugas kinerja, portofolio, jurnal tanggapan, dan penilaian diri. Dalam makalah
ini akan dibahas lebih mendalam mengenai evaluasi pembelajaran non tes :
observasi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
definisi dan karakteristik alat evaluasi pembelajaran non tes observasi?
2.
Apa
kelebihan dan kekurangan dari evaluasi pembelajaran non tes observasi?
3.
Apasajalangkah-langkah pembuatanalatevaluasipembelajarandenganobservasi?
4.
Bagaimanakahcontoh SK dan KD sikap dan
keterampilan kemudian menentukan jenis alat evaluasi serta pemberianskordalamobservasi.
5.
Bagaimanakahvaliditasdanreabilitas yang terdapat padainstrumentnon tesobservasi?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
definisi dan karakteristik alat evaluasi pembelajaran non tes observasi.
2.
Mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari evaluasi pembelajaran non tes observasi.
3.
Megetahuilangkah-langkah pembuatanalatevaluasipembelajaranobservasi.
4.
Mengetahuicontoh SK dan KD sikap dan
keterampilan kemudian menentukan jenis alat evaluasi serta pemberianskordalamobservasi.
5.
Mengetahuivaliditasdanreabilitas
instrument dalamobservasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
dan Karakteristik Alat Evaluasi Pembelajaran Non Tes Observasi
Pengertian
Observasi merupakan
suatu proses yang berupa pengamatan dan pencatatan sistematis, logis, objektif,
dan rasional tentang perilaku siswa untuk membuat keputusan tentang suatu
program. Observasi dapat berlangsung setiap waktu atau di setiap kondisi, untuk
membantu guru membuat keputusan yang dibutuhkan bagi pengajaran yang efektif.
a.
Tujuan
Observasi
-
Observasi
dapat dimanfaatkan untuk menyediakan suatu informasi sistematis yang
berkelanjutan berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan siswa selama
pembelajaran, gaya belajar yang disukainya, minat khususnya, kebutuhan
belajarnya, keterampilan, sikap, perilaku, dan kinerja yang terkait dengan
harapan kurikulum.
b.
Jenis
Observasi
Jika dilihat dari jenisnya, observasi terdiri atas:
·
Observasi
Partisipatif (Participant Observation)
Observasi
dilakukan oleh pengamat dengan melibatkan dirinya dalam kegiatan yang sedang
dilakukan/ dialami orang lain. Namun orang lain tersebut tidak mengetahui bahwa
ia/mereka sedang diobservasi.
Contoh
: Seorang evaluator mengumpulkan data tentang aktivitas kelompok belajar, ia
akan berusaha mengikuti pertemuan-pertemuan kelompok, dan ikut serta menghadiri
kegiatan kelompok.
·
Observasi
Non- Partisipatif (Non-Participant
Observation)
Evaluator
tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang sedang diamati. Ia tidak berpura-pura
sebagai anggota kelompok yang sedang diamati. Ia melakukan kegiatan observasi
dan bertindak sebagai pengamat.
Karakteristik
Observasi
·
Dapat
diterapkan setiap hari untuk menilai para siswa yang berbeda usia, dalam
berbagai pokok bahasan dan berbagai kondisi yang berbeda (bekerja sendiri,
bekerja berpasangan, dalam kelompok kecil atau dengan seluruh anggota kelas).
·
Jika
direncanakan dan distrukturkan dengan baik akan memiliki tujuan dan fokus yang
jelas.
·
Sering
digunakan dalam kombinasi dengan strategi penilaian yang lain, seperti tugas
kinerja, presentasi oral, wawancara untuk memperoleh informasi komprehensif
tentang kemajuan siswa.
·
Termasuk
catatan tentang kondisi, kejadian-kejadian di sekitar observasi, perilaku yang
benar-benar dilakukan siswa berkenaan dengan waktu (waktu dalam tahun,
perubahan bersama berlangsungnya waktu yang menunjukkan pertumbuhan atau
kemajuan).
Jika dilihat dari
sifatnya, observasi dapat dibagi menjadi:
-
Observasi
Insidental (kebetulan)
Dilakukan terhadap objek yang terjadi secara kebetulan,
tidak direncanakan.Contoh : Seorang yang mengamati perilaku gadis yang menolong
seorang korban kecelakaan.
-
Observasi
Sistematis
Pengamatan yang
terencana, kegiatannya terstruktur, pokok-pokok yang akan diobservasi tersusun
dengan baik, dan alat pencatat data disiapkan terlebih. Alat bantu dalam
observasi adalah check list, rating scale,
denah, kamera foto, handicam, tape
recorder, dan lain sebagainya.
B.
Kelebihan
dan Kekurangan Evaluasi Non-Tes Observasi
Dibandingkan teknik lainnya observasi memiliki beberapa
keunggulan:
·
Obsevasi
dilakukan tanpa harus berbicara. Evaluator dapat menggunakan catatan rekaman
atau rekaman gambar mengenai tingkah laku, peristiwa, atau keadaan yang sedang
diobservasi.
·
Observasi
yang dipandu oleh daftar cek (checklist),
serangkaian pertanyaan, dan/atau suatu jurnal untuk menjamin berlangsungnya
suatu observasi yang sistematis dan berfokus.
·
Analisis
data dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam rentang waktu tertentu.
Sehingga memungkinkan bagi evaluator untuk melakukan observasi lebih lama
dibandingkan dengan pengumpulan data metode survei atau eksperimen.
·
Sering
merupakan satu-satunya perangkat penilaian yang digunakan dalam menilai
demonstrasi (misalnya percakapan oral, menggambar, memainkan alat musik,
menerapkan keterampilan motorik dalam pendidikan jasmani, menggunakan peralatan
dalam rancangan dan teknologi).
Observasi mempunyai beberapa kelemahan.
·
Kelemahan
dalam pengontrolan terhadapfaktor luar yang mungkin mempengaruhi data yang terhimpun melalui
observasi.
·
Pengukuran
dalam observasi pada umumnya terjadi melalui presepsi evaluator. Dipengaruhi bias dari penerjemah/penafsir
hasil observasi sehingga dapat dianggap subjektif. Oleh sebab itu penting untuk
menekankan pemaknaan dan pertimbangan profesional dari pengamat.
·
Sampel
terlalu kecil, sehingga sulit untuk menarik generalisasi dan untuk
membandingkan data yang diperoleh melalui data observasi lainnya. Misalnya
observasi di dalam satu kelas, belum tentu sama dengan kelas lainnya. Sehingga
sulit untuk mengeneralisasikannya.
·
Kesulitan
dalam mengobservasi peristiwa yang mengandung isu sensitif, dan dalam menjaga
kerahasiaan orang-orang yang diobservasi.
·
Apabila objek mengetahui apabila ia
sedang diobservasi, maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat (tidak
alami).
C. Langkah-Langkah Pembuatan Alat Evaluasi Pembelajaran Non Tes: Observasi
1. Lakukan
terlebih dahulu observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku siswa.
2. Berdasarkan
gambaran dari langkah (a) diatas, penilai menentukan objek sikap / segi-segi
mana dari perilaku siswa tersebut yang akan diamati sehubungan dengan
keperluannya. Misal : ketelitian, kemandirian, atau kedisiplinan.
3. Memilih
dan membuat daftar dari konsep dan
kata sifat yang relevan dengan objek penilaian sikap.
Misalnya :tidak datang terlambat, tertib di dalam kelas, mengerjakan tugas
tepat waktu, dan sebagainya.
4. Memilih
kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
5. Menentukan
skala dan penskoran
6. Sebelum
observasi dilaksanakan, diskusikan dulu pedoman observasi yang telah dibuat
dengan calon observan (apabila observan lebih dari satu ) agar setiap segi yang
diamati dapat dipahami maknanya dan bagaimana cara mengisinya.
7. Melakukan uji coba.
8. Menganalisis hasil uji coba.
9. Melaksanakan pengukuran.
10. Menafsirkan hasil pengukuran.
11. Bila
ada hal khusus yang menarik, tetapi tidak ada dalam pedoman observasi,
sebaiknya disediakan catatan khusus atau komentar pengamat di bagian akhir
pedoman observasi.
D. Contoh
Instrumen Observasi dan pengolahan hasil Observasi
1.
Rubrik
Penilaian keterampilan menulis pada pembelajaran
tematik integratif kelas IV SD pada fokus pembelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Inti 3 (Keterampilan):
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam secara mandiri dalam teks Bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Siswa dapat menulis karangan sederhana tentang
proses pembuatan sebuah produk lokal (kopi, teh, batik, sagu, dll.) secara
runtut menggunakan kosa kata yang baku.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah siswa mengamati gambar atau film proses
pembuatan sebuah produk lokal, siswa dapat membuat karangan sederhana tentang
proses pembuatan produk tersebut secara runtut menggunakan kosakata yang baku.
Tugas siswa:
1. Amatilah
dengan cermat gambar/ film proses pembuatan produk yang disajikan.
2. Buatlah
karangan tentang proses pembuatan produk yang disajikan dalam gambar atau film
terdiri tiga atau empat paragraf secara runtut dan menggunakan kosakata baku.
Rubrik untuk penilaian keterampilan menulis
Kriteria yang dicantumkan didalam rubrik
meliputi : 1. Proses pembuatan produk, 2. Penggunaan kosakata baku, dan 3.
Kerapian tulisan.
Mata Pelajaran :
Nama :
No Absen/ Kelas :
Hari/ Tanggal :
Skor
|
Deskripsi
|
3
Terampil
|
Seluruh
proses pembuatan produk ditulis lengkap dan runtut. Seluruhnya menggunakan
kosakata baku. Secara umum, tulisan rapi, tanpa coretan, dan tidak ada bekas
kata atau kalimat yang dihapus.
|
2
Berkembang
|
Proses
pembuatan produk ditulis lengkap tetapi ada beberapa proses pembuatan produk
yang tidak runtut atau sebaliknya. Hanya sebagian kosakata yang digunakan
merupakan kosakata baku. Tulisan kurang rapi, terdapat beberapa coretan atau
bekas kata atau kalimat yang dihapus.
|
1
Banyak
berlatih
|
Seluruh
proses pembuatan produk tidak ditulis lengkap atau seluruh proses pembuatan
produk tidak runtut. Kosakata yang digunakan hamper seluruhnya bukan
merupakan kosakata baku. Tulisan tidak rapi dan tidak bersih; banyak bekas
coretan atau bekas kata atau kalimat yang dihapus.
|
Skor Siswa :
Mata Pelajaran :
Nama
Siswa :
Kelas/No.
Absen :
Hari/Tanggal :
Kriteria
|
4
Sangat
Terampil
|
3
Terampil
|
2
Cukup
Terampil
|
1
Banyak
Berlatih
|
Skor
|
Plot:
Apa dan Mengapa
|
Kedua
bagian plot dikembangkan secara utuh/lengkap.
|
Salah
satu bagian plot dikembangkan secara utuh/lengkap; satu bagian yang lain
tidak dikembangkan secara utuh/lengkap.
|
Kedua
bagian plot disajikan, tetapi keduanya tidak dikembangkan secara utuh/lengkap.
|
Seluruh
bagian dari plot tidak disajikan dan tidak dikembangkan secara utuh/lengkap .
|
|
Setting:
Kapan dan Dimana
|
Kedua
bagian setting dikembangkan secara terperinci dan utuh.
|
Salah
satu bagian setting dikembangkan secara utuh, dan satu bagian yang lain tidak
dikembangkan secara terperinci dan utut.
|
Kedua
bagian setting disajikan, tetapi keduanya tidak dikembangkan secara
terperinci dan utuh.
|
Seluruh
bagian dari setting tidak disajikan dan tidak dikembangkan secara terperinci
dan utuh.
|
|
Penokohan:
Siapa
|
Tokoh-tokoh
utama dikembangkan secara utuh dan dideskripsikan secara terperinci.
|
Tokoh-tokoh
utama dikembangkan menggunakan deskripsi yang kurang terperinci.
|
Tokoh-tokoh
utama diidentifikasi hanya menggunakan nama.
|
Tidak
mengembangkan tokoh-tokoh utama atau diberi nama.
|
|
TOTAL
SKOR :
|
|
2. Checklist
Contoh Instrumen observasi
diskusi kelompok mata pelajaran IPA kelas IV SD
LEMBARAN
OBSERVASI SIKAP SISWA
DALAM
DISKUSI KELOMPOK
Nama Siswa :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
Sekolah :
Kompetensi
IntiSosial :
2. Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalamberinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
Kompetensi
Dasar :
2.1 Menunjukkan
perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan
berdiskusi
Kompetensi
Sosial yang diobservasi : Sikap sosial dalam diskusi kelompok
Hari/
Tanggal Pengamatan : Selasa,
13 Januari 2015
Tema
Diskusi :
bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya
No
|
Aspek yang diamati
|
Kategori
|
Keterangan
|
||
B
|
C
|
K
|
|||
1
|
Kepatuhan
terhadap aturan dalam diskusi.
|
|
|
|
B =
Baik
C
=Cukup
K
=Kurang
|
2
|
Memberikan
ide , usul dan saran dalam kelompok.
|
v
|
|
|
|
3
|
Mengikuti
diskusi dengan semangat atau antusias.
|
v
|
|
|
|
4
|
Menyimak
atau memperhatikan ketika teman lain sedang menyampaikan presentasi atau
pendapat.
|
|
v
|
|
|
5
|
Menghargai
pendapat atau usul yang disampaikan teman lain atau kelompok lain.
|
v
|
|
|
|
6
|
Tanggung
jawab dalam kelompok .
|
|
v
|
|
|
7
|
Kerja
sama dalam kelompok.
|
v
|
|
|
|
8
|
Kesantunan
dalam menyampaikan pendapat.
|
v
|
|
|
|
9
|
Cara
menyanggah atau menanggapi pendapat teman lain.
|
v
|
|
|
|
10
|
Penerimaan
terhadap hasil diskusi.
|
|
v
|
|
Nilai
Akhir = 

Nilai
Akhir = 

= 90
Konversi
skala 4: 

Kategori
:
Baik =
80 – 100 ;Cukup = 60 – 79 ; Kurang = kurang dari 60
Rubrik pengamatan :
- Baik : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
- Cukup : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
- Kurang : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang sesuai dengan indikator aspek yang diamati.
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen dalamO bservasi
1. Validitas
berasal dari kata validity yang
artinya seberapa jauh ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Untuk menjadi valid, suatu instrumen harus :
·
Tidak hanya konsisten dalam
penggunaannya, tetapi hal terpenting adalah harus mengukur sasaran ukuran.
Misal : Apabila guru ingin mengamati keterampilan siswa dalam bernyanyi, maka
guru harus mengamati ketika siswa mempraktekannya.
·
Suatu instrument harus dikonstruksi
dengan baik dan mencakup materi yang benar-benar mewakili sasaran ukurnya. Relevan dengan proses pembelajaran,
materi, kompetensi dan kegiatan pembelajaran. Misal : Guru
akan mengobservasi keterampilan siswa dalam bernyanyi, maka guru harus
menyiapkan rubrik penilaian berdasarkan materi yang telah disampaikan
sebelumnya, seperti ketepatan nada, lirik, dan artikulasi.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berasal
dari kata rely yang artinya percaya dan dapat diandalkan. Suatu tes dapat
dikatakan taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang cenderung tetap. Reliabilitas
memiliki keterkaitan dengan validitas, kedua persyaratan ini sangat penting
dalam sebuah evaluasi. Dalam
konteks ini validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu karena menyokong
terbantuknya sebuah validitas. Apabila instrument yang digunakan valid maka
hasilnya akan cenderung stabil/tetap. Contohnya, seorang guru ingin
mengobservasi mengenai kemampuan bernyanyi siswa-siswanya. Instrumen yang
digunakan guru tersebut adalah lembar observasi yang memuat checklist sebagai
berikut :
|
Baik
Nada,
lirik, dan artikulasi tepat
|
Cukup
Baik
Lirik
dan artikulasi tepat, namun nada belum tepat
|
Banyak
Berlatih
Nada,
lirik dan artikulasi belum tepat.
|
Adi
|
v
|
|
|
Ida
|
|
v
|
|
Dani
|
|
|
v
|
Apabila pada minggu
pertama Adi masuk dalam kategori “baik”.Maka apabila guru melakukan tes kembali
pada minggu selanjutanya, Adi juga bisa berada dalam kategori “baik”.
BAB III
KESIMPULAN
Observasi merupakan suatu proses yang berupa
pengamatan dan pencatatan sistematis, logis, objektif, dan rasional tentang
perilaku siswa untuk membuat keputusan tentang suatu program. Observasi dapat
berlangsung setiap waktu atau di setiap kondisi, untuk membantu guru membuat
keputusan yang dibutuhkan bagi pengajaran yang efektif, serta menyediakan suatu
informasi sistematis yang berkelanjutan berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan
siswa selama pembelajaran, gaya belajar yang disukainya, minat khususnya,
kebutuhan belajarnya, keterampilan, sikap, perilaku, dan kinerja yang terkait
dengan harapan kurikulum.
Ada dua jenis Observasi,
yaitu Observasi Partisipatif dan Observasi Non Partispatif.Seperti jenis
evaluasi lainya, observasi pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, hal
tersebut tentunya dapat diatasi apabila kita menyesuaikan objek apa dan konteks
apa yang hendak diteliti.
Apabila kita memperhatikan dan mengikuti langkah-langkah dengan
tepat, maka instrument yang dihasilkan pun akan valid dan realible. Karena
kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari evaluasi observasi ini. Selain
itu dituntut pula keobjektivan observer dan pemahaman yang tinggi mengenai apa
yang hendak diobservasi selama melakukan evaluasi, Apabila tidak, maka
observasi akan diragukan keobjektivannya.
Daftar Pustaka
Arikunto,
Suharsimi. 1991. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Basuki, Ismet.
2004. Asesmen Pembelajaran. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Departemen
Pendidikan Nasional. 2003. Pelayanan
Profesional Kurikulum 2004
Penilaian Kelas. Jakarta : Depdiknas.
Endrayanto, Herman Yosep Sunu. 2014. Aplikasi Rubrik untuk Penilaian Belajar
Siswa-
Menilai tanpa Menghakimi.Yogyakarta : Kanisius.
Endrayanto, Herman Yosep Sunu. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta : Kanisius.
Kuanandar.
2014. Penilaian Autentik. Jakarta :
Rajawali.
Mardapi, Djemari. 2008.
Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non
Tes.
Yogyakarta :
Mitra Cendikia.
Purwanto, M.
Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran.
Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Putra, Sitiatava. 2013.
Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja.Yogyakarta :
Diva Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar