Analisis Unsur
Intrinsik dan Ekstrinsik Novel
“2”
Disusun oleh
Nama :
Elizabeth Vania Melati
NIM
:
131134146
Kelas :
IC
Program
Studi :Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata
Dharma
2013
Analisis Unsur
Intrinsik dan Ekstrinsik Novel
“2”
1. Identitas
Buku
Judul : 2
Pengarang : Donny Dhirgantoro
Tahun terbit : 2011
Tempat terbit : Jakarta
Penerbit : Grasindo
Tebal buku : 418 halaman
2. Sinopsis
Jakarta,27 Oktober 1986.Malam itu hujan
turun deras sekali.Di sebuah rumah
sakit besar di Jakarta tampak seorang
laki-laki menunggu dengan perasaan cemas di depan ruang persalinan.Dan akhirnya
peristiwa besar itu terjadi,Mama melahirkan seorang bayi besar dengan berat
6.25 kilogram dan panjang 59 cm yang kemudian diberi nama Gusni Annisa Puspita.
Keluarga
besar Gusni menyambut kedatangan Papa,Mama,dan anggota baru keluarga
mereka.Suatu malam,Kakek mengajak Papa dan Mama untuk membicarakan sesuatu yang
penting.Malam itu sulit sekali bagi Papa dan Mama untuk memejamkan mata karena
mereka tidak menyangka suatu cobaan besar telah datang menimpa keluarga mereka.
Gusni kecil yang ‘besar’ pun tumbuh
semakin besar dari tahun ke tahun.Berat badannya terus bertambah dan sama
sekali tidak pernah terjadi penurunan berat badan.Gusni sangat menyukai
onde-onde dan karena onde-ondelah Gusni dipertemukan dengan Harry,sahabat
sekaligus cinta pertama Gusni.Dibalik tubuhnya yang besar itu terdapat rahasia
yang selama ini ditutup rapat oleh kedua orang tua Gusni.
Setelah
usia Gusni mencapai 18 tahun,orang tuanya memutuskan untuk memberitahu rahasia
besar itu yaitu Gusni memiliki penyakit obesitas yang membuat berat
badannya tidak pernah turun tetapi terus bertambah. Penyakit obesitas itu
merupakan penyakit yang diturunkan oleh kakek dan kakak kakek Gusni yang pernah
mengidap penyakit tersebut. Dan menurut dokter yang menangani Gusni, umur Gusni
hanya akan bertahan sampai usia 25 tahun.
Setelah
mengetahui kenyataan pahit itu,Gusni tidak menyerah.Ia memutuskan untuk melawan
penyakitnya dan berusaha untuk sembuh.Sejak itu Gusni selalu bangun pagi setiap
hari dan tepat pukul 05.00 ia akan berlari dari rumahnya menuju GOR tempatnya
berlatih bulutangkis.Sudah dua bulan lebih Gusni melakukan kebiasaan itu namun
berat badannya tak kunjung turun. Tetapi gusni tetap berusaha dan memutuskan
untuk bergabung di dunia bulutangkis seperti kakaknya Gita Annisa Srikandi. Ia
terus berlatih dengan seorang pelatih profesional yang merupakan
pelatih kakaknya sendiri.
Suatu
hari tiba-tiba Pak Pelatih mengadakan pertandingan pertama untuk Gusni.Lawan
Gusni saat itu adalah Ria,dan ini juga pertandingan pertama bagi Ria.Bagi Pak
Pelatih pertandingan pertama akan meninggalkan jejak yang jelas,ke mana anak
didiknya akan ia bawa.Pada awal pertandingan,point Gusni selalu tertinggal
cukup jauh dari point Ria karena saat itu pikiran Gusni belum masuk ke dalam
pertandingan itu.Tetapi ketika memasuki setengah set,Gusni berhasil mendapatkan
lebih banyak point.Gusni hampir berhasil untuk mengalahkan Novi. Tetapi,
badannya yang besar itu membuat rongga dadanya seakan menyempit dan membuat
Gusni sulit untuk bernapas. Akhirnya semua pandangan Gusni tadinya terang
menjadi gelap dan akhirnya Gusni pingsan.
Setelah
Gusni sadar dari pingsannya, orang tuanya melarang untuk ia bermain bulutangkis
lagi. Gusni pun merasa bingung dan tidak setuju dengan keputusan orang tuanya.
Dia pun pergi meninggalkan orang tuanya untuk pergi ke kamarnya. Pada malam
harinya, Gita menghampiri Gusni di kamarnya.Di situ pun terjadi perdebatan
antara Gita dengan Gusni karena Gusni telah membuat orang tuanya
menangis.Mereka berdebat tentang arti sebuah pertemanan. Dan pada akhirnya
mereka berdua saling berpelukan dan meminta maaf. Karena sebenarnya di antara
mereka tidak hanya memiliki hubungan kakak beradik saja, mereka juga merupakan
dua sahabat yang saling menyayangi.
Dengan
kejadian tersebut, Gusni tetap tidak menyerah.Suatu pagi, ia meminta orang
tuanya untuk mengizinkannya berlatih bulutangkis lagi karena Gusni tidak ingin
meninggal dalam keadaan menyerah, tapi Gusni ingin meninggal dalam keadaan
berjuang. Kedua orang tua Gusni pun merasa tersentuh akan kata-kata yang keluar
dari mulut anaknya.Dan Gusni pun diizinkan untuk tetap bermain bulutangkis
lagi.
Suatu
hari,Papa berbincang dengan Pak Pelatih.Mereka membicarakan Gusni untuk
mengikuti lomba se-Asia Tenggara atau lomba Khatulistiwa Terbuka.Berkat kemauan
Gusni yang besar, Gusni pun diizinkan untuk mengikuti pertandingan tersebut.
Sebelum
pertandingan tersebut, Gusni merasa tidak yakin terhadap dirinya untuk
mengharumkan nama Indonesia.Namun,berkat motivasi dari Pak Pelatih,akhirnya
Gusni merasa yakin dirinya mampu.
Pertandingan
itupun dimulai. Sebelum pertandingan mereka telah membuat strategi, yaitu Gita
Annisa Srikandi sebagai pemain tunggal pertama, Aderani Muhammad sebagai pemain
tunggal kedua, Yanti dan Rina sebagai pemain ganda pertama, dan Gusni dan Nita
sebagai pemain ganda kedua. Pada pertandingan pertama Indonesia melawan Amerika
Serikat. Dan Amerika dengan skor Indonesia 5 – Amerika 0.
Pertandingan
kedua Indonesia melawan Thailand. Lagi-lagi Indonesia meraih kemenangan walau
pemain ganda kedua, yaitu Gusni dan Nita meraih kekalahan, dengan skor
Indonesia 4 – Thailand 1. Pertandingan selanjutnya, Indonesia melawan Denmark
dan Indonesia berhasil meraih kemenangan lagi dengan skor Indonesia 3 – Denmark
1. Akhirnya Indonesia pun lolos ke semi final. Di semi final Indonesia akan
melawan Singapura. Pada pertandingan ini, Indonesia merasa lelah, karena harus
melawan Singapura yang memiliki kemampuan yang hebat. Tetapi pada akhirnya,
Indonesia dapat meraih kebahagiaan dengan masuk ke final untuk melawan
Malaysia.
Sebelum
pertandingan Malaysia dengan Indonesia, banyak isu yang terjadi, yaitu isu
Indonesia akan WO atau mengundurkan diri karena Indonesia kehilangan dua
pemain, yaitu Nita Rahmawati dan Fitri yang cedera karena pertandingan
sebelumnya. Dan terdengar isu, Gusni pun tidak akan diturunkan pada
pertandingan final karena Gusni menderita sakit kepala dan tekanan darahnya
meningkat sejak pertandingan-pertandingan sebelumnya.
Pak
Pelatih pun merasa bingung dan bimbang akan pertandingan final nanti.Namun
kemudian Papa mendatangi Pak Pelatih memberi semangat dan bilang bahwa Gusni
akan tetap ikut dalam pertandingan tersebut.Akhirnya,Pak Pelatih mengadakan
konferensi pers,di situ Pak pelatih menjelaskan bahwa Indonesia akan terus maju
dan berjuang melangkah ke depan. Karena sebuah perjuangan itu layak untuk
dikenang.
Akhirnya
datanglah hari dimana Indonesia melawan Malaysia yang merupakan musuh bebuyutan
Indonesia sejak lama. Pada pertadingan ini Gita tidak hanya sebagai pemain
tunggal, tetapi dia juga menjadi pemain ganda bersama adiknya. Pada
pertandingan pertama Gita melawan Nur Saidah yang merupakan musuh bebuyutannya
dan sudah membuat Gita gagal menjadi juara dunia selama tujuh kali. Tapi di
pertandingan ini Gita berhasil mengalahkan Saidah pada set ketiga. Pada
pertandingan kedua Aderani Muhammad juga berhasil. Dan skor sementara Indonesi
terhadap Malaysia 2-1. Tetapi karena Ade cidera, ia tidak bisa bertanding pada
pertandingan kelima, akhirnya skor menjadi 2-2. Harapan terakhir pun ada di
tangan Gita dan Gusni. Dengan jerih payah dan air yang telah menyelimuti tubuh,
dan dengan menghembuskan nafas kelelahan, mereka berdua pun menang, dan membuat
Indonesia menjadi juara pertama pertandingan Khatulistiwa Terbuka.
Pak
pelatih,Papa,dan Mama bangga akan semangat anak-anaknya. Dan mereka percaya
bahwa jangan pernah takut untuk bermimpi dan percaya bahwa segala sesuatu itu
diciptakan 2 kali, yaitu dunia imajinasi dan dunia nyata. Dengan kerja keras
dan meninggalkan bukti di dunia nyata bahwa impian itu ada.
Akhirnya
pun Gusni menikah dengan Harryanto sahabat yang sebenarnya saling mencintai sejak
dulu. Nuni dan Ani sahabat Gusni memberikan kue yang dipenuhi onde-onde yang
merupakan makanan kesukaan Gusni dan Harry pada pernikahan mereka. Pak pelatih
dapat menyelenggarakan konferensi pers tertinggi kedua. Gita Annisa Srikandi
kembali merebut gelar juara dunia. Dan restoran Bakmi Nusantara yang terus
melayani para pelanggannya. Gusni pun bisa terus hidup dan tetap mempertahankan
kebiasaannya untuk berlari setiap pukul 05.00 pagi sampai hari ini.
3. Unsur
Intrinsik Novel “2”
a. Tema
Novel “2” karya Donny Dhirgantoro ini
memiliki tema tentang impian dan perjuangan.
-
“Dengan penuh hormat
Dok,jujur sejak saya tahu semuanya ada cita-cita dalam diri saya,ada kekuatan
harapan dalam pikiran saya,kalau saya harus berjuang melawan penyakit saya...
saya harus percaya cita-cita saya,harapan saya,impian saya.Kalau tidak,untuk
apa saya pergi nantinya kalau waktu saya tiba ?”
-
“tetapi
tidak ada kerja keras tanpa impian,dan tidak ada impian tanpa kerja keras”
-
“Seperti
hidup yang tidak sempurna.Kamu janji... kamu tidak akan menyerah.cintai
impianmu.Cintai kerja kerasmu.Cintai hidupmu dengan berani,jangan menyerah dan
jangan pernah putus asa.”
b. Alur/Plot
Alur dalam novel ini maju.
1. Perkenalan
Papa,Mama,dan
Gita,sebuah keluarga kecil yang sangat mencintai bulutangkis kedatangan anggota
keluarga baru yang diberi nama Gusni Annisa Puspita. Gita merupakan atlit
perempuan andalan Indonesia, sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam
setiap pertandingannya. Sementara itu Gusni adalah seseorang yang bertubuh
tambun tapi gesit dan lincah. Terlahir dengan bobot 7.5kg dan selalu membawa
raket nyamuk listrik karena kecintaan nyamuk untuk menyedot darahnya. Keduanya
dibesarkan dan dididik dengan penuh kasih sayang oleh papa dan mama.
2. Konflik
Pada
usia yang ke-18 tahun Gusni harus menghadapi kenyataan pahit yang selama ini
disimpan rapat oleh keluarganya.Papa mengungkapkan rahasia penyakit Gusni.Gusni
yang mengetahui penyakitnya pun bertekat untuk melawan penyakitnya untuk meraih
cita-citanya walaupun itu tidak mudah.Dan Gusni pun memutuskan masuk ke dalam
dunia bulutangkis,sama seperti kakaknya,Gita.Gusni pun masuk ke dalam Timnas
Putri Indonesia.
3. Klimaks
Timnas
Putri Indonesia pun mengikuti kejuaraan Khatulistiwa Terbuka dimana pemainnya
dominan tanpa ranking.Dengan penuh kerja keras dan perjuangan akhirnya Timnas
Putri Indonesia berhasil masuk ke babak final dan akan melawan Malaysia yang
merupakan musuh bebuyutan Indonesia sejak lama.Banyak sekali kendala dalam
pertandingan final Khatulistiwa Terbuka ini ditambah lagi sebelum final,Timnas
Putri Indonesia kehilangan 2 pemain dikarenakan cidera.
4. Penyelesaian
Dengan
tekad yang kuat dan penuh perjuangan akhirnya Indonesia berhasil mengalahkan
Malaysia dan keluar sebagai juara di pertandingan Khatulistiwa Terbuka.Akhirnya
Gusni menikah dengan Harry dan bisa terus hidup dan tetap
mempertahankan kebiasaannya untuk berlari setiap pukul 05.00 pagi.
c. Tokoh
dan perwatakan
Galuh Nugraha/Papa
-
Tulus : “Seorang Ayah yang baik,tulus,dan
apa adanya.”
-
Bijak :
“Bukan salah mereka Leh. Mulai sekarang kita yang
harus pikirkan cara lain, buat kok yang
lebih bagus
dan lebih murah supaya kok kita laku.
Sekarang kita
punya tantangan lebih besar lagi , Leh.”
-
Pantang menyerah : “Jangan takut,Leh,yang penting kita
harus usaha
dulu... kita pasti bisa.”
Mama
-
Penyayang : “Mama memeluknya
erat,mengangguk bijak keibuan.”
-
Tegas : “Tahun ini umur
kamu 12 tahun,buat mama-mama lain
mungkin kamu masih
kecil,tapi buat mama... kamu
sekarang
perempuan,Gus,bukan anak kecil.”
Gita
Annisa Srikandi
-
Selalu ingin tahu : “Perempuan yang satu ini gak pernah
berhenti nanya.”
Mama memandang Gita
yang tertidur lelap.
-
Keras kepala : “Nama aku Gita...bukan kakak,”
Gita cemberut
melihat Gusni di boks
bayi.
-
Ambisius : “Bagi Gita kemenangan adalah
segalanya.”
:
“Gita pernah bercerita ke Gusni bahwa ia sangat menyadari kalau memang ia
begitu ambisius,sifat yang Gita sendiri membencinya tetapi sekaligus
mensyukurinya.”
-
Tegas : “Gusni melihat
kakaknya,rahang di pipi Gita sedikit
mengeras,ia memang
tegas,sedikit keras dan ambisius.”
-
Pemberani : “Ini Papanya Gita,anak
perempuan berani itu.”
Gusni Annisa Puspita
-
Pantang menyerah : “Gusni mau lawan,Pa...,Gusni belum tau
caranya,tapi
mau Gusni lawan...
sekuat Gusni bisa....”
-
Selalu bersyukur : “Gusni tidak pernah berhenti
bersyukur,selalu ada
Nuni dan Ani di
sampingnya,bisa saling menertawakan
“kelebihan” mereka
sendiri,bisa terus bergembira
melewati masa-masa
rikuh penuh rona yang sering
mereka tidak tahu harus
bagaimana menghadapinya.”
Pak
pelatih
-
Pantang menyerah : “Dari kecil gue sama dia,Dek...gue tahu
mungkin dia
ngorbanin image-nya di depan kita bikin konyol
gitu,semuanya untuk
bikin kita lebih baik lagi,dia bisa
lagi kayak begitu...mau
kasih segalanya buat
menang...selalu mau
berjuang....”
-
Tegas : “OK,Pak... saya
akan latih Gusni,tetapi kebijakan saya
tidak berubah....”
-
Tidak pandang bulu : “Tolong jangan bawa-bawa Gita di masalah
ini,Gusni
bukan Gita,Gita bukan
Gusni.Kamu pikir saya mau
melatih Gusni gara-gara
dia adiknya GITA ? KAMU
PIKIR SAYA MAU TERIMA
GUSNI karena selama
ini hubungan saya
dengan kamu BAIK ?”
Harry
-
Setia : “Harry nggak akan
pernah tinggalin Gusni,karena ini
semua...,” Gusni menatap
Harry tidak percaya,tetapi
anggukan itu
meyakinkannya.
Nuni
-
Selalu berfikir positif : “Nuni adalah si gendut yang selalu positif
tetapi sangat
berisik,yang membuat ia
selalu kerepotan,padahal
nggak ada apa-apa.Nuni
yang positif selalu memandang
kegendutannya adalah
anugerah yang berlebihan.”
d. Latar/setting
Latar tempat
-
Di ruang bersalin : “Papa menatap ruang bersalin di
depannya,wajahnya
tegang,ingatannya kembali
ke peristiwa satu jam yang
lalu.”
-
Di teras rumah : “ Di teras rumah sudah berkumpul
keluarga besar
menyambut kedatangan
Gusni.”
: “Papa dan Mama berpandangan,duduk
berdua di teras kecil itu.”
-
Di ruang kelas : “Di sebuah ruang kelas 6
SD,seorang anak perempuan
kecil kurus menatap
memelas dan sengsara ke sebuah
daging putih besar yang
menghabiskan seluruh tempat
dimeja.”
-
Di GOR : “Di lapangan,Mama
melihat Gita bersiap-siap
menyelesaikan
pertandingan ini.”
: “ Hari kedua latihan
bulutangkis,seisi GOR tambah
heran,manusia tudung
saji itu ada lagi di pinggir
lapangan.”
-
Di kantin sekolah : “Gusni melihat sekitar,semua ibu
kantin dan beberapa
guru tampak sibuk berkerumun
di depan televisi butut
yang berada di kantin
sekolah.”
-
Di food court : “Food court sore itu penuh
dengan pengunjung,3G
duduk di dekat kaca
gedung.”
Latar
waktu
-
Pagi hari : “Hari masih pagi,kesibukan mulai
terasa di rumah sakit besar
itu.”
:
“Semburat biru subuh semakin menipis,udara semakin terang,rona jingga
mulai tampak di ufuknya,tak lama matahari pun terbit menghangatkan pagi.”
-
Siang hari : “Siang itu Jakarta panas sekali,tetapi
dingin menumpuk di
sudut mata Gusni.”
-
Sore hari : “Sore itu cerah sekali,Papa dan Mama
bergandengan menuju
mobil.”
: “Senja di Minggu sore yang cerah,
mobil Nuni melaju menyusuri jalanan sore Jakarta yang lenggang.”
-
Malam hari : “Malam baru saja datang,3G sekarang
nongkrong di parkiran
mal.”
: “Mama melihat laki-laki yang sangat
dicintainya itu di keremangan lampu teras.”
Latar sosial
Novel ini mengangkat kehidupan di era
kejayaan bulutangkis Indonesia.
e. Sudut
pandang
Sudut pandang
novel ini menggunakan sudut oandang orang ketiga
-
“Gita kira sama...dia
kan adek Gita...kok beda? Kok gede adeknya ?”
-
Malam itu sulit sekali
bagi Papa dan Mama untuk memejamkan mata.”
-
“Kamu
perempuan,Gus,Mama mau kamu kuat dan berani.”
f. Gaya
penulisan
Dalam novel 2 karya Donny Dhirgantoro ini menggunakan gaya penulisan
yang santai dan tidak terlalu baku yang terkadang terkesan terlalu berlebihan
-
Gusni mangangguk-angguk
cuek.Nyam-nyam enak banget bakminya.
-
“MATI GUE!” Gusni
celingak-celinguk dalam jongkoknta,bingung.
-
“Berdua aja?”
-
“CUP,PUAF! CUP,PUAF! CUP,PUAF!
CUP,PUAF... Tiba-tiba dalam tidurnya Gusni kembali mengeluarkan suara dari
mulutnya yang masih saja mengatup-atup lapar.”
-
“Nwama kamuw swiapa?
Nwama akuw Hawwrry.”
g.
Amanat
Jika kita memiliki impian dan
cita-cita,kita harus memperjuangkannya agar impian dan cita-cita kita menjadi
kenyataan.Dan jangan jadikan kekurangan kita sebagai penghambat untuk mencapai
impian dan cita-cita kita.
4. Unsur
Ekstrinsik
Tentang Penulis
Donny
Dhirgantoro, lahir di Jakarta 27 Oktober 1978, menyelesaikan masa putih abu
abunya di SMA 6 Jakarta. Meneruskan kuliah di STIE PERBANAS Jakarta
( sekarang ABFI Institute, Perbanas ) angkatan 1997. Semasa kuliah aktif di klub
fotografi kampus dan Senat Mahasiswa.Donny menyelesaikan kuliahnya pada tahun
2001.
Donny
Dhirgantoro memiliki hobi menulis.Baginya,menulis sangat menyenangkan dan
merasa bergairah saat menulis.Karena sangat menyukai buku, suatu hari ia
bertekad untuk “mengarang” sebuah buku, sebuah novel. Maka hanya dengan
bermodal semangat ia mulai menulis dan menulis. Saat itu pekerjaan menjadi
instruktur pun sedang tidak terlalu banyak, maka ia pun menulis setiap hari dan akhirnya selama hampir kurang
lebih tiga bulan tulisan itu selesai.Novel pertamanya berjudul 5 cm yang
kemudian ceritanya diangkat ke layar lebar.2 adalah karya keduanya.